REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Aparat Satpol-PP Kabupaten Tangerang, Banten melakukan patroli rutin di kawasan prostitusi di Desa Dadap, Kecamatan Kosambi sebagai antisipasi kedatangan para pekerja seks komersial (PSK) dari Kalijodo, Jakarta Utara.
"Kami melakukan patroli setiap hari bersama bagian Trantib Kecamatan Kosambi di lokasi Dadap," kata Kepala Satpol-PP Kabupaten Tangerang Yusuf Herawan di Tangerang, Sabtu (27/2).
Yusuf mengatakan pihaknya juga menggandeng aparat Polresta dan Kodim setempat dalam operasi penertiban tersebut. Bahkan pihaknya menemukan ada 20 PSK usia 19 tahun hingga 21 tahun yang baru datang dari daerah lain untuk bekerja di Dadap. Namun dalam pengakuan dan hasil pendataan petugas setelah melihat KTP mereka bahwa 20 PSK itu sebelumnya bukan berasal dari lokalisasi Kalijodo Sedangkan hasil pendataan sementara terdapat sebanyak 264 PSK yang menetap dan 300 orang lainnya sering datang dan pergi.
Pihaknya juga mengharapkan para germo dan mucikari untuk tidak mendatangkan PSK dari daerah lain atau Kalijodo karena pertengahan Mei 2016 bangunan yang ada dibongkar. Pernyataan itu terkait Pemkab Tangerang menggandeng akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, untuk membuat rencana kawasan Dadap menjadi pusat kajian Islam dan kampung nelayan.
Saat ini kawasan Dadap merupakan perkampungan nelayan yang kumuh dan terdapat lokasi prostitusi sehingga perlu dirombak dan ditata. Kawasan Dadap tersebut dengan luas sekitar 12 hektare milik PT Angkasara Pura II, pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta serta lainnya tanah pengairan.
Pemkab Tangerang menyediakan dana Rp 10 miliar dari APBD setempat untuk biaya pembongkaran, pelatihan bagi PSK, mucikari maupun germo. Anggaran tersebut bukan sebagai ganti rugi atau uang kerohiman karena pemilik warung dan kafe mendirikan bangunan pada lahan milik negara.