REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penurunan tarif tol Jembatan Suramadu berdampak terhadap penurunan penumpang jasa kapal penyebrangan. Dengan tarif yang turun hingga 50 persen, operator kapal rute pelabuhan Ujung-Kamal kini makin sepi dan terancam gulung tikar.
Ketua Pengusaha Angkatan Sungai, Danau dan Penyebrangan (GAPASDAP) Jawa Timut, Khoiri Soetomo mengatakan sebanyak 14 kapal feri telah memilih berhenti beroperasi.
"Sejak Suramadu dibuka kami sudah rugi. Sekarang (turun tarif) semakin terpuruk," kata Khoiri di Surabaya, Kamis (10/3).
Saat ini tersisa empat kapal yang masih beroperasi yakni dua kapal milik Angkutan Sungai Danau, dan Penyeberangan (ASDP), PT Dharma Lautan Utama (DLU) dan PT Jembatan Nusantara.
Meski masih bertahan, kata Khoiri ketiga perusahaan itu pun tiap tahunnya mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
Untuk itu dirinya berharap adanya subsidi dari pemerintah agar mendongkrak kembali penyebrangan kapal rute pelabuhan Ujung-Kamal.
Sementara itu menurut Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jawa Timur, Wahid Wahyudi menerangkan Pemerintah Jawa Timur pun telah meminta agar pemerintah pusat menjadikan izin komersial kapal penyeberangan Ujung-Kamal dialihkan menjadi izin pelayanan.
Sayangnya, permintaan melalui surat yang dilayangkan pada Kementrian Perhubungan itu belum juga mendapat tanggapan.
"Seharusnya memang ada subsidi yang diberikan pemerintah kepada operator-operator ini. Ini akan kami upayakan terus, sebab kasihan operator terus merugi," tuturnya.
Sementara itu menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Timur, Fattah Jasin, mengatakan jalur penyeberangan kapal feri Ujung-Kamal rencananya akan dialihkan ke jalur lain di wilayah Jawa Timur.
"Pengalihan ini karena penyebrangan feri dipastikan tidak bisa bersaing dengan penyeberangan Jembatan Suramadu. Ini memang resiko, transportasi yang lebih mahal pasti kalah,” kata Fattah.