REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah instansi akan membentuk tim investigasi gabungan untuk menyelidiki insiden ledakan yang terjadi di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin (14/3). Tim investigasi gabungan itu diisi oleh para pakar dan tenaga ahli dari TNI AL, Polri, dan Ikatan Hiperbarik Indonesia.
"Hasil penyelidikan tim itu segera kami publikasikan dalam waktu secepatnya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama M Zainudin, kepada wartawan, Selasa (15/3).
Menurut Zainudin, pelaksanaan terapi hiperbarik di RSAL Mintohardjo selama ini berjalan sesuai prosedur. Sebelum masuk ke ruang chamber, setiap orang diminta menanggalkan semua perangkat yang mengandung unsur logam atau benda yang bisa memicu gelombang radiasi.
Menurut prosedur operasi standar (SOP) di RS tersebut, kata Zainudin lagi, barang-barang seperti jam tangan, cincin, telepon seluler, dan ikat pinggang, tidak boleh dibawa masuk ke dalam chamber.
Kebakaran disusul ledakan di Ruang Tabung Chamber Pulau Miangas Gedung RUBT RSAL Mintohardjo, Senin (14/3) kemarin, menewaskan empat orang. Keempat korban itu adalah Irjen Pol (purn) Abubakar Nataprawira (65 tahun), Edi Suwandi (67), Dimas (28), dan anggota DPD RI asal Jawa Tengah Sulistyo (54).