REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memantau daerah-daerah untuk mewaspadai persebaran virus flu burung. Itu menyusul kasus kematian mendadak 20 ekor unggas di bilangan Cilandak Barat, Jakarta, sepekan lalu.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi, Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan semua pemerintah daerah (pemda). Sejak awal tahun ini, kata dia, belum ada laporan mengenai kasus virus flu burung yang menjangkiti manusia.
“Antisipasinya, terkait dengan ke manusia. Laporan tentang (virus flu burung) terinfeksi ke manusia belum ada. Memang, di tahun-tahun sebelumnya ada. Tapi tahun ini, belum ada laporannya,” ucap Oscar Primadi saat dihubungi, Selasa (22/3).
Dia menuturkan, berdasarkan data Kemenkes dari 2006 hingga 2015, ada 15 provinsi yang melaporkan kasus flu burung yang menjangkiti manusia. Di antaranya, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatra Utara. Kemudian, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Bali.
Secara keseluruhan, lanjut dia, dalam periode tersebut ada 199 kasus. Adapun 167 penderita di antaranya meninggal dunia. Jumlah korban meninggal akibat virus ini, menurut Oscar, menurun dari tahun ke tahun.
“Upaya kita jelas melibatkan sektor terkait, Kementerian Pertanian, pemda-pemda. Penularan ini (virus flu burung) kan masih melalui unggas hingga saat ini. Yang ke manusia itu belum ditemukan penularannya, yang terbaru.”
Kemenkes, melalui dinas-dinas kesehatan dan puskesmas di setiap provinsi, terus aktif melakukan penyuluhan terkait perilaku hidup sehat. Oscar menekankan, setiap orang yang melakukan kontak dengan unggas disarankan untuk cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir. Kemudian, disarankan memakai pelindung agar tidak bersentuhan langsung dengan unggas, telur, atau kotoran unggas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika