REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Teror di Belgia terjadi di Bandara Zaventem dan Stasiun Metro Maelbeek, Brussels, Selasa (22/3). Teror ini telah menimbulkan kepanikan.
Menurut Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal, hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam dua peristiwa tersebut. "Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brussels akan terus melakukan penelusuran dan mengamati perkembangannya," kata Iqbal dalam pernyataan.
Ia menambahkan, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia, ada sekitar 1.630 WNI di Brussels dan Luksemburg.
Dua ledakan di bandara terjadi di ruang utama keberangkatan Zaventem. Jarak bandara dengan KBRI Brussels, yaitu sekitar 10 km atau 15 menit berkendara. Pemerintah Belgia telah menetapkan status siaga empat alias paling berbahaya.
Sejauh ini, dilaporkan 17 orang tewas dan puluhan terluka. Sejumlah saksi menyebutkan, ledakan terjadi di dekat konter American Airlines di aula keberangakatan. Saksi juga menyebut beberapa saat sebelum kejadian, sempat terdengar letupan senjata api dan sejumlah teriakan dalam bahasa Arab. Otoritas bandara telah mengamankan lokasi dan mendirikan crisis center.
Saat ini, Bandara Zaventem dalam status lockdown, sementara otoritas bandara mengalihkan seluruh kedatangan ke Antwerp. Seluruh jalur kereta ke bandara juga dihentikan sementara. Bandara Charleroi, sekitar satu jam dari Brussel, juga dijaga ketat pasukan keamanan, tapi belum dilaporkan adanya insiden.
Pascaledakan, dilaporkan pula insiden serupa di Stasiun Metro Maelbeek, tidak jauh dari kawasan Komisi Eropa dan Parlemen Eropa. Akibat peristiwa ini, Stasiun Pusat Gare Central dievakuasi. Sebagai informasi, hingga Senin (21/3), polisi federal Belgia masih memburu satu orang tersangka serangan Paris atas nama Najim Laachraoui.
Baca juga, Ada Ledakan di Bandara Brussels.