REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sejumlah pemimpin negara melayangkan kecaman terkait aksi teror di Brussels, Belgia, Selasa (22/3). Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengecam aksi yang disebutnya barbar.
"Presiden mengecam aksi barbar ini dan menyatakan bela sungkawa sedalam-dalamnya pada rakyat Belgia," kata Sekretaris Pers, Dmitry Peskov dikutip Kantor Berita Rusia, Interfax.
Ia juga memastikan pada Raja Philippre bahwa Rusia solider dengan Belgia dalam masa-masa sulit. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova mengatakan bahwa standar ganda dalam mengevaluasi aktivitas teroris membuat kebijakan jadi buntu.
"Seiring dengan waktu, lebih banyak nyawa hilang, orang-orang mulai menyadari bahwa kebijakan standar ganda dalam mengevaluasi aktivitas teroris ini adalah kebijakan jalan buntu," kata dia dalam siaran berita pemerintah, Rossiya 24.
Sementara itu, dikutip Guardian, operator metro, La Stib mengonfirmasi kematian 15 orang dalam ledakan di Maelbeek. Situs ledakan sangat berantakan dengan metro rusak parah. Sistem transportasi ini pun dihentikan seluruhnya hingga waktu yang belum ditentukan.
Pascaserangan, keamanan diketatkan termasuk di Prancis. Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengumumkan militer telah menurunkan 1.600 polisi di perbatasannya dengan Belgia pascaserangan Brussels.