REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Gelombang empati terhadap keluarga terduga teroris Siyono (34 tahun) terus mengalir. Banyak pihak mendatangi kediaman isteri almarhum, Suratmi (29) di Kampung Dukuh Brengkungan, RT 5, RW XI, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jateng.
Rasa empati terdorong oleh informasi desakan sejumlah pihak yang ingin mengusir Suratmi beserta berlima lima anaknya dari kampung halaman. Tindakan pengusiran ini dilakukan jika rencana autopsi jenazah almarhum dilakukan tim dokter forensik Muhammadiyah dilakukan.
Fungsionaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten, Husni Thamrin mengatakan, seorang pengusaha properti dari Jakarta bernama Setiyardi siap menghibahkan rumah untuk Suratmi di Bogor. Setiyardi bersama pengurus PDM Klaten dan sejumlah aktivis Islam Yogyakarta menyambangi kediaman Suratmi pada Senin (4/4), kemarin.
Setiyardi membawa dua karung beras, sekardus jajanan anak-anak, serta segepok uang. Ia siap memberi rumah, tapi kalau tetap tinggal di Klaten akan dibangunkan rumah di sini.
Menurut Husni, Setiyardi tidak punya niat lain dalam memberikan rumah selain membantu karena simpati. Untuk ke rumah keluarga Siyono saja, Setiyardi harus dijemput dan diantar aktivis Muhammadiyah.
Suratmi dan keluarga besar Siyono pun menyambut kedatangan Setiyardi dan rombongan. Mereka menerima tamu di ruang tengah yang dahulu jadi tempat belajar Raudhatul Athfal Amanah Ummah. Ia terharu atas kedatangan Setiyardi.
''Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kedatangan bapak. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan rezeki yang terus berlipat kepada bapak,'' kata Suratmi sambil mengelus salah seorang putranya yang duduk dipangkuannya.
Setiyardi berharap bantuan ini memancing pihak lain untuk melakukan hal serupa.''Insya Allah ini bukan pertama dan bukan yang terakhir. Kemungkinan masih ada orang di belakang saya yang ingin membantu keluarga almarhum Siyono,'' kata Setiyardi.
Husni mengimbau, kalau ada pihak lain yang ingin turut menyampaikan rasa simpati, dipersilahkan berkoordinasi dengan Muhammadiyah. Ini karena untuk menemui keluarga almarhum tidak gampang. Tamu musti diseleksi. Soalnya, Suratmi sudah menguasakan sepenuhnya dan minta perlindungan atas diri dan keluarga kepada PP Muhammadiyah dan Komnas HAM.
Husni mengatakan, ancaman pengusiran mengatasnamakam warga dari Kepala Desa merupakan kebohongan. Namun, jika diusir, PDM Muhammadiyah siap menampung.
''Kita siap melakukan penggalangan dana untuk mencari lokasi, berikut bangun rumah layak untuk Ibu Suratmi bersama lima anaknya,'' katanya, Selasa (5/4).