REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto telah mengimbau masyarakat untuk tidak lagi merisak (bully)SED (Sonya Ekarina Sembiring Depari). Apalagi, ia dan keluarganya sedang dalam keadaan berduka.
"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lagi memberikan kecaman di media sosial kepada SED dan keluarga karena sedang dalam situasi berduka," ujarnya, Jumat (8/4).
Mardiaz meminta masyarakat untuk mengambil hikmah dan tidak memperpanjang kejadian tersebut. Ia meminta masyarakat untuk memaklumi tindakan SED sebagai kenakalan remaja yang harus dibina dan bukan dirisak.
Ayah SED yang bernama Makmur Sembiring Depari (58) meninggal dunia di ruang ICCU RS Mitra Sejati Medan, Kamis (7/4) sore. Penyebab meninggalnya ayah SED tersebut belum dapat dipastikan karena pihak rumah sakit enggan membeberkan.
(Baca juga: Rumah Sonya Depari Ramai Didatangi Pelayat)
Sebelumnya, seorang siswi SMA Methodist I Medan menunjukkan arogansi saat mobil yang ia tumpangi bersama enam temannya dihentikan seorang polwan Satlantas Polresta Medan, Rabu (6/4). Mobil tersebut dihentikan karena pintu bagasi belakangnya terbuka saat konvoi pascaujian nasional berakhir.
Siswi tersebut marah dan mengaku sebagai anak Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari. Arman Depari sendiri telah mengakui bahwa siswi tersebut adalah anak dari saudaranya. Mantan kapolda Riau ini pun atas nama keluarganya meminta maaf kepada Polri dan masyarakat atas tindakan yang telah dilakukan SED.