Jumat 08 Apr 2016 22:19 WIB

Insiden Sonya Depari Harus Jadi Pelajaran Bagi Pelajar

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Stop Bullying
Foto: gabriellamagdalena.blogspot.com
Stop Bullying

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ucapan belasungkawa terhadap keluarga SED (Sonya Ekarina Depari) terus mengalir deras setelah meninggalnya ayah SED pada Kamis (7/4). Berbagai kecaman dan hujatan yang terus diberikan beralih menjadi ungkapan keprihatinan terhadap siswi ini.

Ungkapan belasungkawa ini salah satunya datang dari Polresta Medan. "Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya ayah SED yang kemarin dinyatakan dari rumah sakit akibat terkena serangan jantung," kata Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto, Jumat (8/4).

Mardiaz mengatakan, kejadian yang menimpa SED beberapa hari lalu hendaknya dijadikan bahan pembelajaran bagi semua pihak. Khususnya, bagi para pelajar yang sudah selesai melaksanakan ujian.

"Ini harus jadi pembelajaran bagi adik-adik pelajar yang baru selesai ujian untuk tidak melaksanakan kegiatan atau aksi yang bersifat euforia dan membahayakan ketertiban umum," ujarnya.

(Baca juga: Cyber Bullying Bisa Berdampak Hebat pada Sonya Depari)

Polresta Medan pun, kata Mardiaz, akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Medan untuk mengantisipasi kejadian serupa kembali terulang.

"Mungkin ada langkah tertentu yang akan kami konsepkan bagaimana agar anak ini ketika sudah ujian maupun terima ijazah tidak punya kesempatan melakukan aksi euforia. Misalnya, ketika sudah ujian, ortunya bisa hadir ke sekolah sehingga anaknya bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing," jelas Mardiaz.

Aksi bullying terhadap SED deras mengalir di dunia maya setelah tindakan yang ditunjukkannya terhadap seorang polwan Sat Lantas Polresta Medan. Saat itu, mobil yang ditumpangi SED bersama enam temannya dihentikan karena pintu bagasi belakangnya terbuka saat konvoi pascaujian nasional berakhir, Rabu (6/4).

Kejadian ini sontak menarik perhatian publik yang berujung pada aksi bullying di dunia maya. Keesokan harinya, ayah SED yang bernama Makmur Sembiring Depari (58) meninggal dunia di ruang ICCU RS Mitra Sejati Medan. Mardiaz pun sebelumnya telah mengimbau masyarakat untuk tidak lagi mem-bully SED. Apalagi, ia dan keluarganya sedang dalam keadaan berduka.

"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lagi memberikan kecaman di media sosial kepada SED dan keluarga karena sedang dalam situasi berduka," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement