REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ayah dari siswi SMA yang membentak dan mengancam seorang polwan di Medan meninggal dunia sore ini, Kamis (7/4). Kabar duka ini datang pascahebohnya kejadian tersebut dalam pemberitaan media dan media sosial.
Kematian ayah siswi yang diketahui berinisial SSD (Sonya Sembiring Depari) ini pun dibenarkan oleh Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto.
"Berhubung adanya info tentang ayah SSD yang meninggal tadi sore di rumah sakit akibat sakit, maka Polresta Medan dan jajaran mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya almarhum Bapak Makmur Sembiring Depari," kata Mardiaz. (Heboh, Siswi Ini Ngaku Anak Jenderal dan Ancam Polisi).
Mardiaz pun mengimbau masyarakat untuk tidak lagi mem-bully SSD. Apalagi, ia dan keluarganya sedang dalam keadaan berduka.
"Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk tidak lagi memberikan kecaman di media sosial kepada SSD dan keluarga karena sedang dalam situasi berduka," ujarnya.
Mardiaz pun meminta masyarakat untuk mengambil hikmah dan tidak memperpanjang kejadian tersebut. Ia meminta masyarakat untuk memaklumi tindakan SSD sebagai kenakalan remaja yang harus dibina dan bukan di-bully.
"Kami mengimbau seluruh pelajar untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang menyimpang dalam merayakan berakhirnya pendidikan di bangku SMA dengan aksi konvoi tanpa memperhatikan tertib berlalu lintas dan aksi coret-coret yang dapat membahayakan masyarakat umum," kata Mardiaz.
"Kelulusan adik-adik dari bangku SMA adalah baru melewati satu tahapan untuk meningkat ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dalam meraih masa depan," ujarnya lagi.