REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir sepekan pascapenggusuran, berbagai penyakit menghampiri para korban, seperti batuk, flu dan pilek.
"Hal tersebut dikarenakan dampak udara bekas pembongkaran," kata Perwakilan Warga Kampung Aquarium, Yupi Yunita, Ahad (17/4).
Ratusan anak-anak dari berbagai usia bertahan di bekas lahan gusuran Kampung Pasar Ikan atau Kampung Akuarium, RW 4, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad (17/4).
Tujuh puluh anak berumur satu sampai enam tahun atau setingkat TK dan SD memilih bertahan pascarumah mereka digusur. "Sementara untuk anak setingkat SMP ada sekitar 30-an," ujar dia.
Yupi mengatakan, 285 kepala keluarga di RW 4 Kampung Aquarium memilih bertahan di atas lahan bekas bongkaran. Sementara 17 kepala keluarga tinggal di atas perahu.
Mereka tersebar di atas perahu, puing-puing bangunan, dan masjid. Yupi mengungkapkan bantuan dari pemerintah belum datang.
Stok sembako justru diberikan LSM dan ormas Islam. "Mereka masih tetap ingin sekolah di sini, dan untuk ke rusun belum siap karena pindah dalam jangka waktu begitu dekat," ucap dia menjelaskan alasan ratusan kepala keluarga memilih bertahan di Kampung Pasar Ikan.