Senin 18 Apr 2016 15:31 WIB

Usai Gempa, Industri Manufaktur Jepang Masih Terganggu

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Bangunan yang rusak akibat gempa di Jepang, Sabtu (16/4)
Foto: abc7ny
Bangunan yang rusak akibat gempa di Jepang, Sabtu (16/4)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pasar saham Jepang terjun tiga persen setelah serangkaian gempa mengguncang wilayah penghubung ke manufaktur selatan, Senin (18/4).

Gempa berkekuatan hingga 7.3 SR memaksa perusahaan-perusahaan utama menutup pabrik-pabriknya. Wilayah Kumamoto adalah hub atau pusat manufaktur penting yang juga merupakan rumah bagi satu-satunya stasiun operasi nuklir.

Sekitar 30 ribu pekerja penyelamat masih berjuang menyisir puing untuk menemukan korban selamat. Mereka juga mengirim makanan untuk korban yang tidak bisa pulang ke rumah. Gempa terjadi pada Kamis dan yang paling besar dirasakan dekat kota Kumamoto pada Sabtu pagi.

Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pada parlemen masih banyak orang-orang hilang. "Kita ingin melakukan lebih untuk menyelamatkan penduduk dan memprioritaskan hidup mereka," katanya pada parlemen.

Abe juga ingin mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai zona bencana. Indeks saham Nikkei mengakhiri sesi pagi dengan turun tiga persen.

Beberapa pabrik perusahaan utama yang tutup sementara di antaranya Toyota, Sony dan Honda. Pasar saham perusahaan ini juga dilaporkan turun cukup signifikan.

Saham Sony Corp dan Toyota Motor Corp turun cukup tajam di antara manufaktur lainnya, yaitu 7.8 persen dan 6.8 persen pagi ini. Nissan Motor Co dan Honda Motor Co kehilangan lima persen sebelum memperbaiki segera.

Baca juga, 9 Orang Tewas Akibat Gempa Jepang. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement