REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, membangun posko penjagaan hutan. Posko ini dibiayai oleh alokasi dana desa untuk mendukung pelestarian hutan dan lahan.
"Kami berharap pembangunan posko itu dapat mencegah penebangan pohon ilegal," kata Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Sidja, Selasa (18/5).
Masyarakat Baduy Dalam dengan ciri-ciri ikat lomar putih, pakaian dan celana putih-putih maupun Baduy Penamping dengan ikat lomar biru, pakaian dan celana berwarna hitam-hitam setuju pembangunan pos penjagaan hutan adat dibiayai oleh ADD sebab hutan dan lahan menjadikan skala prioritas mendapat perlindungan agar tidak ada pelaku-pelaku penebang.
"Kami berkomitmen menjaga kelestarian hutan lindung karena manfaatnya cukup besar bagi kelangsungan hidup manusia juga habitat ekosistem lainya," katanya.
Ia mengatakan pihaknya memberlakukan pengamanan secara swadaya untuk menjaga kawasan hutan lindung hak ulayat Baduy seluas 3.000 hektare. Selama ini, pelestarian hutan lindung di kawasan Baduy berjalan baik dan asri, karena sudah tidak ditemukan lagi pelaku penebangan liar.
Masyarakat Baduy wajib menjaga pelestarian lingkungan sebagai amanat adat untuk keseimbangan ekosistem alam juga kelangsungan hidup manusia.
"Kami yakin pos penjagaan itu dapat mencegah pencurian kayu," katanya.
Menurut dia, saat ini kawasan hak adat ulayat Baduy seluas 5.101,85 hektare sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 32 tahun 2001. Namun, 3.000 hektare menjadi kawasan hutan lindung dan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan penggarapan pertanian. Sedangkan, sisanya seluas 2.100 hektare dijadikan garapan pertanian oleh masyarakat Baduy.
"Kami melarang hutan lindung digarap pertanian karena kahwatir menimbulkan kerusakan hutan dan lahan," katanya.
Ia menyebutkan, selama ini masyarakat Baduy tidak boleh melakukan penebangan pohon maupun perusakan hutan. Sebab, jika hutan itu rusak tentu akan menimbulkan malapetaka bagi manusia dan ekosistem lain. Masyarakat Baduy yang berpenduduk 11.600 jiwa itu tinggal di kawasan Gunung Kendeng berlokasi di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, merupakan sebagai hulu air wilayah Provinsi Banten.
Kawasan wilayah hulu Baduy memiliki beberapa daerah aliran sungai (DAS), di antaranya Ciujung, Cisimeut, Ciberang, dan Cimadur.
"Kami sangat serius menjaga pelestarian hutan dan lahan untuk mengantisipasi bencana alam," jelasnya.
Sementara itu, Halim, seorang tokoh Baduy Dalam, mengatakan bahwa pihaknya tetap sangat konsisten menjaga gunung-gunung dan hutan yang ada di Provinsi Banten agar tetap terpelihara kelestarianya.
Pelestarian hutan dan gunung, menurut dia, untuk menghindari daerah ini dari segala bencana alam, seperti banjir dan longsor.
"Kami terus mengawasi hutan dan lahan agar tidak terjadi penebangan liar yang dilakukan masyarakat luar kawasan Baduy," katanya.