REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai integrasi transportasi massal di Ibu Kota melalui KRL dan bus Transjakarta belum optimal.
Anggota DTKJ Aditya Dwi Laksana menyebut masalah integrasi bermula dari adanya beberapa titik stasiun KRL di Jakarta yang belum terhubung dengan halte maupun koridor bus Transjakarta. Sedangkan jika ada titik-titik yang sudah terhubung, infrastruktur fisiknya justru belum mumpuni.
"Keterpaduan tidak hanya dari segi fisik, tapi penggunaan tiket bersama, pelayanan informasi, jadwal perjalanan dan mengenai tarif," katanya dalam diskusi integrasi KRL dan bus Transjakarta, Senin (20/6).
Aditya mengatakan stasiun Palmerah, Tebet dan Manggarai sudah mempunyai konektifitas dengan bus Transjakarta. Namun menurutnya, ketiga stasiun itu belum cukup baik sarana dan prasarananya. Sedangkan stasiun Gambir, Sudirman, Jakarta Kota, Jatinegaea, Cawang dan Tanjung Priuk sudah ada konektifitas dengan Transjakarta, tetapi koridornya belum memadai.
"Masih ada stasiun Kalibata, Tanah Abang, Pasar Senen, Duri dan Kebayoran yang belum terhubung dengan Transjakarta," ujarnya.