REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Cina telah melayangkan nota protes resminya ke pemerintah Indonesia. Nota protes ini terkait tudingan Angkatan Laut Indonesia yang telah menembaki sebuah kapal nelayan Cina di perairan Natuna.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, pemerintah akan merespon nota protes dari Pemerintah Cina serta menjelaskan insiden yang terjadi. "Ya tentu harus dijelaskan, dijawab. Dipanggil," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (21/6).
Ia menjelaskan, Angkatan Laut Indonesia hanya memberikan tembakan peringatan kepada kapal nelayan berbendera Cina. JK juga menyebut tak ada korban yang terluka dalam insiden ini. "Saya kira itu tembakan peringatan. Kan nggak ada orang yang terluka," kata dia.
Ia pun menegaskan, pemerintah perlu berupaya menjaga perairan dan kedaulatan Indonesia dengan baik. Meski begitu, pemerintah Indonesia tidak akan melayangkan nota protes ke pemerintah Cina. Indonesia telah mengambil tindakan yang dinilai pantas terhadap kasus pencurian ikan yang dilakukan kapal nelayan Cina.
"Enggak. Kita kan sudah ambil tindakannya. Karena itu sikap perorangan. Yang dia protes itu pemerintah," kata JK.
Seperti diketahui, pemerintah Cina mendesak Indonesia agar tidak mengambil tindakan yang dapat memperumit keadaan. Dilansir dari The Guardian, Kemenlu Cina menyebut nota protes dilayangkan karena Angkatan Laut Indonesia telah menembaki sebuah kapal nelayan Cina dan melukai satu orang.
Namun, menurut Angkatan Laut Indonesia, mereka hanya melepaskan tembakan peringatan ke beberapa kapal nelayan berbendera Cina yang diduga melakukan penangkapan ikan ilegal di dekat Kepulauan Natuna. Kendati demikian, dalam insiden ini disebut tak menyebabkan adanya korban terluka.