Kamis 28 Jul 2016 15:29 WIB

KPA Sukabumi Temukan 57 Kasus Baru HIV

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi menemukan sebanyak 57 kasus baru HIV dan AIDS. Puluhan kasus baru tersebut ditemukan di sejumlah kecamatan baik utara maupun selatan Sukabumi. "Data terakhir sejak Januari hingga akhir Juli 2016 menunjukkan kasus baru sebanyak 57," ujar Sekretaris KPA Kabupaten Sukabumi Asep Suherman kepada Republika.co.id, Kamis (28/7).

Temuan kasus baru HIV tersebut tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya Kecamatan Surade, Cisaat, Sukabumi, Ciemas, Cibadak, Cireunghas, Kadudampit, Cikembar, Ciracap, Nagrak, dan Sukaraja. Dari belasan daerah itu kasus terbanyak ditemukan di Cisaat dan Surade.

Data tersebut terang Asep, mencerminkan penyebran kasus HIV pada 2016 ini telah mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, pada tahun ini kasus HIV mulai banyak ditemukan di wilayah selatan Sukabumi. Padahal, tahun sebelumnya temuan kasus HIV didominasi kecamatan yang ada di utara atau daerah perkotaan.

Asep mengatakan fenomena penyebaran kasus HIV tersebut, masih dalam tahap pengkajian petugas. Khususnya terkait penyebab penyebaran di daerah selatan yang terkenal dengan kawasan wisata.

Asep mengungkapkan, penyebaran HIV dan AIDS baik di utara maupun selatan Sukabumi didominasi oleh transmisi seksual. Selain itu ada sejumlah kasus baru karena penggunaan narkoba suntik. Lebih lanjut Asep berharap, perkembangan kasus baru ini tidak melebihi data tahun sebelumnya. Di mana, pada 2015 lalu kasus baru HIV dan AIDS mencapai sebanyak 105 kasus.

Caranya, kata Asep, KPA menggiatkan sejumlah upaya sosialisasi tentang bahaya HIV dan AIDS ke sejumlah elemen masyarakat. Terakhir, KPA menggelar sosialisasi ke sejumlah sekolah seperti di Palabuhanratu dan Caringin.

Momen sosialisasi tersebut Asep mengatakan memanfaatkan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Sehingga harapannya para pelajar yang baru diterima di sekolah bisa mendapatkan informasi yang utuh mengenai HIV dan AIDS.

Upaya lainya ungkap Asep, yakni dengan mengoptimalkan relawan peduli AIDS seperti pekerja peduli AIDS, warga peduli AIDS, pelajar peduli AIDS, ustad peduli AIDS, dan media peduli AIDS. Targetnya, masyarakat dapat menghindari sejumlah perilaku yang rawan menjadi penyebab terkena HIV seperti seks bebas dan penggunaan narkoba suntik.

Direktur Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa) Sukabumi Daden Sukendar menambahkan, temuan kasus baru HIV yang mulai marak ditemukan di selatan Sukabumi dikarenakan mulai tingginya kesadaran warga untuk tes HIV. Peningkatan kesadaran tersebut mempermudah upaya penanganan dan pencegahan penyebaran HIV di tengah masyarakat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement