REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan ketiga negara antara Indonesia, Malaysia dan Filipina sudah menyepakati perjanjian patroli bersama. Ketiga negara sepakat bersama-sama menjaga keamanan dan perdamaian baik di laut maupun di udara.
Ryamizard mengatakan, dari kesepakatan ini maka perlaksanaan operasi maritim bersama akan segera dilakukan. Apalagi merujuk pada dua pertemuan sebelumnya, di Laos dan Filipina. Pada pertemuan sebelumnya, ketiga negara sudah menyepakati standar operasional patroli bersama.
"Kita tadi sudah diskusi soal kondisi maritim dan informasi intelijen antarketiga negara. Setelah ini, maka kita mendorong untuk ketiga negara segera melakukan patroli bersama untuk menjaga keamanan laut," ujar Ryamizard dalam pesan tertulisnya di Bali, Selasa (2/8).
Ryamizard mengatakan hal ini menjadi penting karena ada banyak ancaman dilaut seperti terorisme, kejahatan lintas negara, perdagangan manusia dan peredaran narkoba. Ia juga mengatakan, khusus dalam penyelamatan manusia yang menjadi korban sandera harus melalui mekanisme protokoler khusus agar bisa dilakukan dengan baik dan tidak menggangu kedaulatan negara.
Ryamizrad mengusulkan selain adanya patroli bersama di laut, ia juga mengusulkan adanya pengamanan dan patroli bersama di darat. Ryamizard mengusulkan untuk pembuatan posko militer bersama di tiga negara tersebut untuk mempermudah komunikasi dan kordinasi intelejen.
"Perlu ada posko bersama agar tidak terjadi miskordinasi. Kita juga perlu mendeklarasikan implementasi kerja di lapangan," ujar Ryamizard.
Ryamizard berharap dengan sudah disepakatinya patroli bersama tiga negara ini bisa meningkatkan keamanan dan perdamaian. Ia mengatakan, patroli bersama ini diharapkan bisa mencegah kemungkinan adanya kejahatan laut dan perompakan yang sebelumnya telah terjadi.