REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Ribuan warga Venezuela turun ke jalan pada Kamis (1/9) menuntut pencopotan Presiden Nicolas Maduro. Kepemimpinan Presiden Maduro dianggap memberikan kehancuran ekonomi terbesar di Venezuela.
Aksi demonstrasi yang dinamai 'the Taking of Caracas' ini diinisiasi oleh lawan politik dari partai sayap kiri di negara itu. Para demonstran memenuhi jalan-jalan di ibukota Caracas, untuk mendesak referendum penurunan Maduro.
Sejumlah warga mengeluhkan kesulitan ekonomi yang mereka alami sehingga tidak bisa lagi mendapatkan cukup makanan. Beberapa juga mengatakan mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena kurangnya kehadiran pemerintah.
Ivonne Mejias (42 tahun), mengutarakan situasi di Venezuela menjadi begitu sulit sampai ia tidak mampu memanggang kue ulang tahun untuk anak-anaknya tahun ini. Dalam seminggu, ia bersama tiga anggota keluarga lainnya hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 25 dolar AS.
"Kadang-kadang saya ingin bunuh diri. "Saya frustrasi, saya di luar kendali, saya berkelahi dengan dunia ini. Ini bukan hidup saya. Jiwa saya terkoyak ketika anak-anak memohon dibelikan sesuatu es krim, kue dan saya tidak bisa memberikannya kepada mereka," ujar Mejias seperti dilansir New York Times.
Baca juga, Presiden Venezuela Nyatakan Keadaan Darurat.
Maduro meminta pendukungnya dari sayap kiri untuk turun ke jalan dan menghalau para demonstran. Pemerintah Venezuela juga tampaknya menindak siapapun yang melawan.
Beberapa hari sebelumnya, Daniel Ceballos, pemimpin oposisi yang dituduh melakukan penghasutan dijebloskan ke dalam penjara. Anggota partai-partai oposisi lainnya ada yang ditangkap. Ada juga yang bersembunyi.