REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendikiawan muslim Mahfud MD mengaku pernah satu kali berkunjung ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Pertama kali bertemu Mahfud langsung mendapatkan kesan tidak enak.
"Saat saya datang ke padepokan ternyata yang menyambut itu Taat Pribadi," ujarnya di program Indonesia Lawyers Club di TV One, Jakarta, (4/10) malam.
Setelah menyambut langsung, barulah Mahfud dikenalkan kepada seluruh pengikutnya yang berada di Pedepokan. Sayangnya Mahfud dibuat tercengang oleh tersangka pembunuhan Abdul Ghani dan Ismail Hidayat tersebut.
"Saya diperkenalkan sebagai santri dia. Kan kurang ajar," cerita Mahfudz.
Padahal sambungnya, hari itu adalah pertama kalinya mengetahui adanya padepokan Dimas Kanjeng. Bahkan, bertemu Taat Pribadi pun baru setengah jam. Sehingga dia pun merasa harus mengklarifikasi bahwa dia bukanlah santri Taat Pribadi.
Ia juga sejak awal tak begitu suka dengan sosok Taat Pribadi. Mahfud yang sejak kecil nyanteri dan akrab dengan dunia pesantren sungguh mengenal betul bagaimana seorang kyai biasanya bersikap dan itu tidak ditemukan pada sosok Taat Pribadi.
"Ini orang besar (sombong) sekali," ujarnya.
Pertemuannya sendiri menurut Mahfud berawal dari ajakan Marwah Daud. Marwah juga mengatakan bahwa Taat Pribadi disebut-sebut dapat mengadakan dan mengadakan uang.
"Orang bilang dia (Taat Pribadi) hebat, bisa mengadakan dan mengadakan uang. Kalau betul yang menyaksikan maka dia terlibat harus diperiksa, ini kan (pengadaan uang) melanggar UU perbankan," ujarnya.