Ahad 30 Oct 2016 17:47 WIB

Serangan Rudal Houthi ke Makkah, MUI: Umat Harus Hati-Hati Menyikapi

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.
Foto: Muslimmirror.
Militer Arab Saudi siap melawan pemberontak Houthi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arab Saudi menuding Iran membantu serangan rudal yang dilancarkan Houthi dari Yaman ke arah Makkah, Arab Saudi pada Kamis (27/10) lalu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, umat harus berhati-hati menyikapi hal ini. MUI berpesan agar umat Islam jangan mau diadu domba.

Ketua MUI Bidang Kerja Sama dan Hubungan Internasional Muhyidin Junaidi mengatakan, berdasarkan info dan berita yang dia kumpulkan, rudal balistik scud yang diluncurkan Houthi adalah rudal buatan Rusia bukan buatan Iran dan diarahkan ke Bandara King Abdul Azis di Jeddah. Ini balasan atas serangan yang dipimpinan Saudi terhadap kerumunan pemakanan pimpinan Houthi.

Muhyiddin mengatakan ini reaksi atau balas dendam dari pihak Houthi. "Di Islam dalam perang, tempat ibadah tidak boleh diserang, tapi saat ini hal itu tidak diindahkan. Bahkan bom bunuh diri pun dalam masjid," kata Muhyiddin, Ahad (30/10).

Karena ini peperangan, ia menilai, perlu dipastikan apakah tudingan Saudi itu benar bahwa rudal balistik scud Houthi ditujukan ke Makkah. "Kalau Muslim, tidak mungkin akan mengarahkan seragan ke Makkah. Kalau tetap dilakukan, mereka akan dapat kutukan dari seluruh Muslim di dunia," kata dia.

Menyikapi hal itu, Muhyiddin mengatakan, umat Islam perlu hati-hati. Yang jelas, MUI berharap, peperangan di Yaman segera berakhir dan konflik antar umat segera berhenti karena perang tidak menghasilkan apa-apa.

"Umat Islam di Indonesia tampaknya tidak jadi fokus pada serangan itu dan lebih fokus ke kasus Ahok. Tapi nampaknya serangan itu tidak mungkin diarahkan ke Kabah, meski beritanya menyebutkan rudal jatuh 65 kilometer dari Makkah," tutur Muhyiddin.

Indonesia sebagai inisiator gerakan nonblok, tentu ingin Saudi dan Iran menghentikan perang. Semua tahu Saudi adalah perpanjangan tangan AS, dan Iran didukung Rusia. Di peperangan Suriah yang sibuk adalah Rusia dan AS dan makin terasa bahwa mereka yang memainkan ini semua. "Kompleks kalau membicarakan ini. Tapi umat Islam jangan mau diadu domba," tegas Muhyiddin.

Kalau mau melontarkan kritik atau kutukan, harus paham dulu sebabnya. Agar jangan sampai mengkritik, nyatanya salah. MUI mengumpulkan berita perkembangan kondisi Timur Tengah dan rudal balistik Houthi kabarnya akan diluncurkan ke Bandara Jeddah.

Sebelumnya, Ahli Militer Mesir, Hisham al-Halabi, mengungkapkan, jenis rudal yang dipakai Houthi untuk menyerang Makkah adalah rudal balistik Scud surface-to-surface. Rudal jenis ini banyak digunakan milter Rusia sebelum disita oleh Houthi.

Menurut Halabi, kendaraan yang digunakan untuk meluncurkan rudal itu memerlukan teknologi khusus yang tidak mungkin dimiliki oleh milisi Houthi. Penjelasan itu seolah menegaskan bahwa rudal benar diluncurkan oleh militer Iran.

Negara-negara yang bergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) menyatakan, kecaman atas serangan Houthi ke Makkah yang dianggap didukung oleh Iran. Menurut GCC, serangan tersebut telah melanggar kesucian dan melampaui batas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement