REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemprov Jatim mengembangkan SMK Mini atau Balai Latihan Kerja (BLK) plus untuk meningkatkan kualitas SDM. Pengembangan SMK Mini ini juga dipadukan dengan pendidikan di pesantren.
Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan fokus pendidikan SMK ini di bidang vokasional. Untuk meningkatkan kualitas, Pemprov Jatim telah bekerja sama dengan Jerman dan AS sebagai bentuk perluasan kerjasama pendidikan vokasional.
Menurutnya, pengembangan kualitas SDM menjadi hal penting terutama memperluas pendidikan vokasional. Di Jatim, telah berdiri sebanyak 270 SMK Mini dengan sembilan bidang keahlian seperti teknologi dan rekayasa, teknologi informatika dan komunikasi, kesehatan.
"Targetnya akan dibangun sebanyak 400 SMK Mini. Saat ini sebagian lulus SMK Mini ingin menjadi entrepreneur," katanya saat menerima kunjungan Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (29/11).
Dia menjelaskan, SMK mini kebanyakan gandeng dengan pondok pesantren. Karena pemerintah juga berkepentingan meningkatkan keterampilan dari para santri agar pascamondok mereka tidak kesulitan mencari pekerjaan.
"Jika lulusan Ponpes memiliki pemahaman yang mendalam pada ilmu agama. Guna menambah kompetensi mereka itulah, Pemprov Jatim membentuk SMK Mini di tahun 2016. Santri tidak hanya dididik ilmu tentang agama. Tapi juga harus punya pendidikan keterampilan. Makanya di pesantren harus ada SMK mini," kata dia.
Pakde Karwo menambahkan, pendidikan dan kesehatan menjadi kunci penting bagi kemajuan sumber daya manusia (SDM). Dua hal ini sangat mempengaruhi kualitas SDM menjadi baik atau tidak. Sebab, jika pendidikan dan kesehatan rendah maka kualitas SDM juga berpengaruh.