REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sekitar seribu umat Muslim di Kota Tasik berangkat guna mengikuti aksi 2 Desember dengan menggunakan bus dan mobil pribadi pada Kamis, (1/12) sore. Keberangkatan rombongan massa tersebut rentan disusupi oleh pihak tidak bertanggungjawab yang ingin mericuhkan suasasa.
Hal itu dikonfirmasi oleh koordinator aksi Muhammad Aminuddin Bustomi. Ia menyebut memang ada potensi menyusup masuk ke dalam kelompoknya sebagai peserta aksi. Guna mengatasinnya, ia telah meminta memperketat pendataan terhadap peserta.
"Kami imbau pada seluruh korlap untuk data by name dan adress. Harus jelas asal mereka, kalau tidak ikuti perintah ya kita tegasin. Ada 61 orang korlap dari Al Mumtaz, Laskar Mujahiddin FPI dan beberapa pesantren hadir," katanya pada wartawan.
Lebih lanjut, ia menilai aksi 2 Desember yang diselenggarakan pada pagi hari akan bisa meminimalisir kehadiran penyusup. Pasalnya, ia merasa penyusup biasanya hadir jika aksi diselenggarakan pada malam hari. Selain itu , ia optimistis masing-masing peserta sudah saling mengenal.
"Kita sudah antisipasi kemungkinan penyusup karena siang start jam 8 selesai jam 13. Kita harap pagi semua rombongan sudah siap. Kapolri tidak izinkan ada aksi lain selain aksi damai ini biar cegah penyusup. Kalau siang kan gampang mendeteksinyajika ada penyusup, soalnya kebanyakan penyusup malam hari," ujarnya.
Diketahui, tuntutan mereka adalah agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak Kepolisian. Hingga saat ini, berkas kasus penistaan agama oleh Ahok telah diterima Kejaksaan alias P21.