REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kemal N Siregar menilai, bahwa pemahaman agama dan perilaku menjadi faktor penting dalam menekan kasus HIV-AIDS. Pasalnya, dengan pendekatan agama akan membuat masyarakat takut melakukan perilaku menyimpang dan hukuman sosial.
"Perilaku dan pemahaman agama ini merupakan kunci jawaban persoalan HIV-AIDS," katanya. Pesan ini disampaikan Kemal saat menjadi narasumber pada Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Sektor Agama di Wisama Ciloto Jawa Barat, Kamis (15/12).
Pendekatan agama, kata Kemal, penting karena relevan dengan Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2015-2019 penanggulangan AIDS yang juga fokus pada intervensi kombinasi pencegahan. Pendekatan ini, diharapkan, akan berdampak besar terhadap penurunan epedemik HIV, termasuk pengobatan sebagai pencegahan.
Strategi lainnya adalah fokus pada populasi kunci dan rentan, fokus pada geografis dengan konsentrasi tinggi populasi prioritas, serta kombinasi program berbasis komunitas dan layanan komperhensif berkesinambungan. Kemal berharap, strategi dan rencana aksi tersebut dapat menurunkan tingkat angka HIV/AIDS dengan target global tahun 2020 hingga 2030.
Dikatakan Kemal, saat ini, penduduk Indonesia berjumlah kurang lebih 250 juta. Dari jumlah itu, penggunan narkoba di Indonesia sebesar dua persen atau lebih kurang 5 juta. Mereka termasuk dalam kelompok yang berisiko terinfeksi HIV-AIDS. Saat ini, jumlah orang Indonesia dengan HIV-AIDS (ODHA) mencapai 0,3 persen atau sekitar 600 ribu penderita.
Berdasarkan laporan perkembangan epidemik HIV Kementerian Kesehatan RI, kata Kemal, pada 2014 epidemik HIV meningkat sebesar 32.711 jika dibandingkan 2013 yang sebesar 29.037. Angka ini kembali turun pada 2015 menjadi sebesar 30.935. Sedangkan penduduk yang terjangkit AIDS pada 2015 sebesar 5.091 dengan angka kematian mencapai 610 orang.
Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS melalui sektor agama ini diikuti oleh 71 peserta dari Kementerian Agama Pusat, Kankemenag Kab Cianjur, Kankemenag Kab Bogor, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, serta lembaga keagamaan. Kegiatan yang berlangsung dua hari, dari 14-15 Desember 2016, ini dibuka Kepala Biro Umum Kementerian Agama Syafrizal. Hadir juga dalam pembukaan, Wakil Sekjen MUI Sholahuddin Al Ayyubu dan Kepala Kankemenag Kota Bogor Ansurulloh.