REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tersangka perampokan di Pulomas Ridwan Sitorus alias Marihat Sitorus alias Ius Pane yang menumpang Bus Antar Lintas Sumatera dari Bogor bermaksud hendak turun di Terminal Terpadu Amplas Medan, Ahad (1/1) pagi.
"Karena tersangka pelaku perampokan itu, ingin naik mobil angkutan kota (Angkot) tujuan ke Belawan," kata salah seorang Petugas Sekuriti Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) Eddy P (45) di Medan, Selasa (3/1).
Namun, menurut dia, supir bus ALS dengan nomor 333 itu menyarankan kepada Ius Pane untuk tidak turun di Terminal Amplas, tetapi di stasiun ALS di Jalan Sisingamangaraja Medan. "Sebab, turun di stasiun bus ALS lebih aman dan terjamin. Dari depan Pool ALS itu, nantinya lebih mudah naik angkot ke Belawan," ucap Eddy menirukan ucapan supir bus ALS yang datang dari Pulau Jawa.
Ia menyebutkan, saat bus ALS tersebut masuk ke dalam stasiun, tiba-tiba enam orang berpakaian preman langsung mengamankan Ius Pane yang baru turun dari angkutan kota luar provinsi itu.
Kemudian, tersangka yang kedua tangannya dalam keadaan diborgol langsung dibawa ke pos sekuriti ALS untuk dimintai keterangan. Setelah itu, dibawa dengan menggunakan mobil ke Bandara Internasional Kualanamu.
Keenam orang tersebut saat ditanya mengaku dari Polda Metro Jaya yang bertugas untuk menangkap tersangka yang menjadi DPO. "Ternyata keenam orang itu, adalah petugas kepolisian yang selama ini memburu perampok sadis Ius Pane melarikan diri ke Medan," kata Eddy.
Sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya menangkap Ridwan Sitorus alias Marihot Sitorus alias Ius Pane di Pool Bus ALS di Jalan Sisingamangaraja Medan Sumatera Utara pada Ahad (1/1) pukul 07.45 WIB.
Diketahui, Ius Pane menjadi pelaku perampokan bersama Ramlan Butar Butar, Erwin Situmorang dan Alfin Bernius Sinaga di rumah Dodi Triono kawasan Pulomas Kayuputih Jakarta Timur pada Selasa (27/12). Para tersangka menyekap 11 orang di kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter sehingga menewaskan enam korban dan lima korban lainnya selamat.
Keenam korban tewas itu yakni Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amel, Yanto dan Tasrok (40), sementara korban yang selamat adalah Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13), Santi (22), Fitriani (23) dan Windy (23).
Petugas menemukan seluruh korban dimasukkan ke dalam satu kamar berukuran 1,5 meter X 1,5 meter dengan kondisi dikunci dari luar.