Rabu 01 Feb 2017 15:18 WIB

Giliran Ahok Bantah Punya Bukti Percakapan Telepon SBY-KH Ma'ruf Amin

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersiap memberikan keterangan kepada media usai menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (24/1).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersiap memberikan keterangan kepada media usai menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok mengaku tidak tahu menahu ihwal percakapan di sambungan telepon antara mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin. Padahal, dalam persidangan lanjutan Selasa (31/1) kemarin, tim penasihat hukum Ahok membeberkan adanya percakapan telepon SBY ke Kiai Ma'ruf pada 7 Oktober 2016.

Ahok membantah jika tudingan pembicaraan Kiai Ma'ruf dan SBY dia yang berbicara. Menurut dia, pembicaraan SBY dan Kiai Ma'aruf sudah ada di sebuah media massa nasional yang terbit pada 4 November. "Itu bukan saya. Kan pengacara yang ngomong. Saya enggak tahu itu pengacara yang ngomong bukan saya loh, tanya pengacara saja," ujar Ahok saat kampanye blusukan di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (1/2).

Dalam persidangan, tim penasihat Ahok memang menanyakan adanya permintaan dari SBY soal dikeluarkannya sikap keagamaan MUI. Permintaan disebut disampaikan melalui telepon.

"Ada enggak SBY minta dikeluarkannya fatwa MUI terkait ucapan terdakwa?" tanya pengacara kepada Kiai Ma'ruf.

"Enggak ada," tegas Kiai Ma'ruf.

Pertanyaan yang sama diajukan berulang oleh pengacara Ahok dan tetap dijawab Kiai Ma'ruf dengan bantahan. "Karena sudah beberapa kali ditanya dan dijawab sama, kami berikan buktinya. Kalau memang ini benar sesuai bukti, Anda memberi kesaksian palsu," sebut pengacara Ahok.

Ahok juga ikut bicara menanggapi pernyataan Kiai Ma'ruf. Ahok mempertanyakan adanya telepon dari SBY ke Kiai Ma'ruf yang salah satunya terkait pertemuan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan PBNU.

"Meralat tanggal 7 Oktober ketemu paslon nomor 1, jelas-jelas itu mau menutupi saudara saksi menutupi riwayat hidup pernah menjadi wantimpres SBY. Tanggal 6 (Oktober) disampaikan pengacara saya ada bukti telepon (dari SBY) untuk minta dipertemukan. Untuk itu saudara saksi tidak pantas menjadi saksi, tidak objektif lagi ini, sudah mengarah mendukung paslon 1," kata Ahok dalam sidang menanggapi kesaksian Kiai Ma'ruf.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement