Senin 13 Feb 2017 12:22 WIB

API Jabar Yakin Habib Rizieq tak Bersalah

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bilal Ramadhan
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (tengah) berjalan memasuki ruangan di Polda Jabar, Bandung, Senin (13/2).
Foto: Republika/Joko Suceno
Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (tengah) berjalan memasuki ruangan di Polda Jabar, Bandung, Senin (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat (Jabar) menggelar zikir dan tausiah di Masjid Pusdai Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (13/2). Kegiatan ino sebagai bentuk dukungan atas pemeriksaan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang disangkakan dugaan penistaan Pancasila.

Meski demikian, API Jabar meyakini Habib Rizieq tidak bersalah atas kasus yang dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri tersebut. Hal ini disampaikan Ketua API Jabar, Asep Syaripudin. Menurut Asep, laporan tersebut tidak berdasar. Pasalnya ucapan Habib Rizieq bukan untuk mencela lambang negara ataupun Sukarno.

"Ini berawal dari laporan Sukmawati karena dikatakan telah menistakan lambang Pancasila dan pencemaran nama baik Sukarno. Kami melihat apa yang disampaikan Sukmawati tidak tepat sasaran, tidak memahami Pancasila ada prosesnya," kata Asep kepada wartawan.

Asep menuturkan yang disampaikan Habib Rizieq adalah bentuk kritik atas proses penetapan Pancasila sebelum Hari Kemerdekaan. Di mana sebelumnya Sukarno menempatkan Sila Pertama Ketuhanan yang Maha Esa di bagian akhir.

"Yang disampaikan Habib Rizieq mengkritik, Pancasila Sukarno. Konsepsi beliau beliau itu berbeda dengan yang lain. Dia menyampaikan tesis dalam sejarah, masa tesis dikriminalisasi," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menilai kasus yang disangkakan kepada Habib Rizieq merupakan bentuk kriminalisasi kepada ulama. Begitupun dengan ulama-ulama lainnya. "Tidak tepat sasaran apa yang dilakukan polisi. Seperti Munawarman di kriminalisasi oleh Polda Bali, Bachtiar Nasir juga sama. Ini sepertinya ada upaya kriminalisasi terhadap ulama," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement