Selasa 14 Feb 2017 23:12 WIB

Kunjungan Wisata Pasir Putih Situbondo Turun

Hamparan pasir putih. Ilustrasi
Foto: PicnicHolic
Hamparan pasir putih. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Direktur Wisata Bahari Pasir Putih, Kabupaten Situbondo Danial Maulana mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi sejak hampir tiga bulan terakhir berdampak pada menurunnya kunjungan wisata ke kawasan itu.

"Memang dampak cuaca ekstrem tidak hanya menyebabkan bencana banjir dan merugikan lahan pertanian milik petani, akan tetapi cuaca ini juga berdampak pada kunjungan wisata, khususnya Pasir Putih yang menurun hingga 15 persen," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Selasa (14/2).

Ia mengemukakan penurunan kunjungan wisata 15 persen atau sekitar 300 orang pengunjung selama Januari 2017, diakibatkan cuaca ekstrem dan juga banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di objek wisata pantai yang terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, itu.

Menurunnya kunjungan wisata 15 persen, katanya, adalah perbandingan dari jumlah pengunjung wisata Perusahaan Daerah (Perusda) Situbondo tersebut pada tahun sebelumnya (Januari 2016). "Tidak hanya cuaca ekstrem dan banjir di wisata ini yang menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung, akan tetapi kami juga menduga akibat pemberitaan media yang kurang jelas atau informasi yang disampaikan juga kurang sempurna sehingga banyak masyarakat yang enggan untuk berkunjung atau menunda kunjungan karena khawatir," ucapnya.

Menurut Danial, permasalahan banjir yang hampir setiap tahun terjadi di Jalur Pantura Kawasan Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo juga diakibatkan gundulnya hutan yang berdampingan dengan objek wisata dan hal ini seharusnya menjadi permasalahan bersama untuk dicari solusinya.

"Permasalahan banjir yang sering terjadi di Pasir Putih adalah dari hulu sampai hilir. Di hulu hutannya gundul dan di tengah ada saluran irigasi (drainase) tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan perlu ada normalisasi, serta di hilir kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan," tuturnya.

Ia berharap permasalahan banjir di kawasan objek wisata itu segera dapat terselesaikan dan ada solusinya dari hulu hingga hilir, supaya banjir tidak terus-menerus berdampak pada menurunnya angka kunjungan wisata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement