REPUBLIKA.CO.ID, Penyair Sapardi Djoko Damono memberikan sedikit tips ketika akan menulis puisi. Menurut Sapardi, seseorang harus mengosongkan pikiran dari emosi-emosi sebelum menulis puisi. Baik itu perasaan jatuh cinta atau kemarahan.
"Kalau sedang kelepek-kelepek jatuh cinta, kita nulis, yang keluar kata-kata cengeng dan jijikin," ujar peraih SEA-WRITE AWARD dari Thailand pada 1986 itu.
Ia kembali bergurau, "Kalau marah nulis sajak, isi setiap kalimat ada tanda seru. Yang baca kan susah kalau semua tanda seru. Kalau marah demo saja, enggak usah berpuisi." katanya.
Dalam perayaan ulang tahun ke-77 dia di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (22/3) malam, Sapardi meluncurkan tujuh buku yang terdiri atas enam buku puisi dan satu novel.
Buku puisinya meliputi Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro?, Ayat-ayat Api, Duka-Mu Abadi, Kolam, Namaku Sita, dan Sutradara itu Menghapus Dialog Kita. Sementara novelnya berjudul Pingkan Melipat Jarak, novel kedua dari trilogi Hujan Bulan Juni.