REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian mengantisipasi potensi turunnya harga cabai menjelang musim panen cabai. Sebab selain panen dari tempat produksi, saat ini banyak masyarakat juga ikut menanam cabai.
"Kemarin karena cuaca jelek, saya intruksikan agar masyarakat ikut menanam cabai. Nah ini mulai melimpah karena panen semua. Cuaca juga bagus," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, di Jakarta, Ahad (26/3).
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Hari Priyono mengungkapkan Kementan telah mengupayakan sejumlah langkah untuk melindungi petani dari kemungkinan anjloknya harga cabai. Langkah yang dilakukan Kementan antara lain dengan mengawal upaya penyerapan cabai petani.
"Kita akan lakukan kerja sama dengan pelaku usaha pengolahan sektor hortikultura sehingga cabai hasil petani dapat langsung diserap industri", kata Hari
Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderela Hortikultura secepatnya akan mengadakan pertemuan dengan pelaku usaha industri olahan. Agenda utama pertemuan adalah mendorong pelaku usaha untuk menyerap cabai dari petani.
Dirjen Hortikultura Kementan Spudnik Sudjono menuturkan, pelibatan pelaku usaha sangat penting untuk menjaga agar harga tidak terjun bebas. Penyerapan cabai petani oleh pelaku usaha akan disokong oleh konsep kemitraan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Melalui kemitraan ini diharapkan dapat terwujud agribisnis cabai yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Selain mengawal penyerapan cabai, Spudnik mengungkapkan Kementan juga akan mengusulkan penetapan harga pokok penjualan (HPP) cabai. Penetapan ini dinilai penting untuk menjaga kepastian harga beli dari tingkat produsen. "Kepastian harga penting sehingga petani tidak merugi," ujar Spudnik. HPP wajar secara nasional Rp 17 ribu per Kg sesuai dengan Permendag Nomor 63 yang merupakan harga dasar cabai.