Selasa 28 Mar 2017 01:55 WIB

Halmahera Disebut Jadi Calon Tempat Latihan Teroris, Ini Kata Polisi

Rep: Mabruroh/ Red: Hazliansyah
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Agus Rianto (kiri) didampingi Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul (kanan) memberikan keterangan pers terkait penangkapan terduga teroris di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (19/8).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Agus Rianto (kiri) didampingi Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul (kanan) memberikan keterangan pers terkait penangkapan terduga teroris di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Densus 88 masih mendalami pernyataan terduga teroris Nanang Kosim (NK) yang menyebut Halmahera sebagai lokasi latihan militer kelompok teroris. Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, bisa saja itu sebagai taktik mereka untuk mengecoh aparat.

"Bisa jadi ini (untuk) menyembunyikan wilayah sebenarnya," kata Martinus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (27/3).

Martinus mengatakan, pernyataan tersebut masih harus ditelusiri lebih dalam.

"Ini hanya penjelasan yang bersangkutan bahwa mereka mempunya niat, tapi memang belum ada lokasi di sana," jelasnya.

Sampai saat ini Densus 88 masih mencari tahu siapa warga di Halmahera yang akan mencarikan lokasi untuk latihan militer itu. "Siapa orang di sana yang mencarikan (lokasi), itu belum tahu," kata dia.

Ia mengatakan, terduga teroris NK menyebutkan bahwa Halmahera hanyalah salah satu lokasi pilihan. Artinya kata dia, ada daerah-daerah lain yang masuk dalam rencana mereka.

"Jadi bukan satu-satunya daerah Halmahera," ungkapnya.

Untuk diketahui, NK ditangkap oleh Densus 88 bersama tujuh terduga teroris lainnya. NK diamankan oleh Densus 88 di Banten pada Kamis (23/3) lalu.

NK sebelumnya berperan sebagai pengajar teknik persenjataan kepada kelompok teroris Jamaah Anshor Daulah (JAD) di Malang pada 2015 silam. NK juga sempat menyembunyikan keberadaan teroris Abu Asybal selama pencarian pasca tragedi bom Thamrin awal Januari 2015 lalu.

Kemudian NK juga pernah membantu persembunyian pelaku bom gejera Samarinda, Andi Baso. NK pun sempat membeli senjata M16 untuk kelompok JAD.

Pada saat upaya penangakapn oleh Densus 88, NK berusaha melakukan perlawanan. Akibat perbuatannya, polisi menembakkan timah panas kepada NK dan terduga teroris AM.

Nyawa NK tidak terselamatkan saat menuju rumah sakit. Sedangkan M dan enam terduga teroris lainnya masih dalam pemeriksaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement