Ahad 02 Apr 2017 16:02 WIB

Fokal IMM Dampingi Kader yang Ditahan karena Tuduhan Makar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Makar (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Makar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Forum Keluarga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) mendatangi Mako Brimob Kelapa Dua Depok mengunjungi kader-kader IMM yang ikut ditangkap Jum'at (31/3) pagi kemaren. Mereka dituduh oleh polisi merencanakan makar.

Kader IMM yang masih ditahan adalah Zainudin Arsyad. Dia adalah kader IMM dan Mantan Presiden BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sementara tiga orang lainnya sudah dibebaskan Sabtu kemaren, yaitu Beni Pramula, Eka Pitra dan Ferry.

Sekjen Kornas Fokal IMM, Azrul Tanjung yang juga sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah  didamping M. Ihsan dan Pedri Kasman, mengatakan bahwa tuduhan makar terhadap mereka terlalu berlebihan.

"Yang mereka lakukan adalah bagian dari upaya mereka mengejawantahkan idealismenya. Mereka resah melihat kondisi bangsa ini," ujar Azrul dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Ahad (2/4).

Menurutnya pemerintah mestinya melihat itu sebagai kritik untuk kebaikan bangsa.  Azrul menambahkan, dia berterima kasih pada polisi yang sudah melepaskan tiga kadernya. Dan berharap Zainudin Arsyad segera dibebaskan pula.

M. Ihsan yang ditunjuk Fokal IMM sebagai pendamping hukum mengatakan bahwa Fokal IMM akan memberikan pendampingan hukum terhadap kader-kader tersebut. Fokal IMM siap membela kebenaran bersama kadernya. Ia meminta aparat kepolisian untuk super hati hati menerapkan pasal tuduhan terhadap mereka. Jika tidak cukup bukti sebaiknya segera dibebaskan.

"Masalah ini sangat serius. Jika polisi main-main rakyat tidak akan tinggal diam," kata Ikhsan.

Sementara Pedri Kasman menilai apa yang disampaikan masyarakat melalui berbagai aksi belakangan ini adalah bagian dari upaya mencari keadilan. Jika pemerintah dan aparat mampu memberi keadilan maka rakyat akan tenang.  Pedri menilai para pejuang keadilan ini pasti akan didukung oleh rakyat. Karena ia yakin sejatinya tidak ada yang mampu melawan kehendak rakyat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement