REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyesalkan insiden penembakan oleh oknum diduga polisi terhadap sebuah mobil Honda City hitam yang memuat serombongan keluarga di Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan (Sumsel), Selasa (18/4). Kejadian bermula saat aparat kepolisian yang sedang melakukan razia, berhadapan dengan mobil tersebut yang enggan berhenti dan malah melaju kencang.
"Saya menyesalkan persitiwa itu karena informasi yang saya terima, ini kendaraan disetop dan karena akan menabrak polisi. Karena mereka satuan polisi menganggap ini loh pelaku kejahatan. Diduga pelaku kejahatan sehingga akhirnya ditembak," ujar Kapolri seusai berkeliling memantau pengamanan Pilkada Jakarta di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Rabu (19/4).
Menilik kejadian tersebut, Kapolri menekankan pentingnya kemampuan diskresi anggota kepolisian. Menurutnya, anggota polisi harus mampu memiliki kemampuan menilai secara subjektif terkait apa yang sedang dihadapi dan kemudian megambil tindakan tepat dalam rangka menjaga keselamatan publik. Kewenangan diskresi melekat pada seluruh anggota kepolisian seluruh dunia.
Baca: Polisi Tembaki Mobil Rombongan Keluarga, Ini Kata Polri
Sedangkan insiden penembakan di Kota Lubuklinggau, menurut Kapolri, dikarenakan penilaian polisi yang bersangkutan mobil yang melarikan diri merupakan pelaku kejahatan.
Jika apabila setelah diperiksa ternyata bukan pelaku kejahatan, Tito menegaskan, mungkin aparat tersebut memang belum melakukan diskresi yang tepat. Kapolri mengaku belum bisa menyampaikan pernyataan resmi, karena kasus ini tengah dalam pemeriksaan Polda Sumsel dan disupervisi oleh Polri.
Terkait kemungkinan sanksi yang diberikan, Tito menambahkan, akan dipertimbangkan tindakan hukum baik secara internal maupun pidana. Tito juga telah memerintahkan Polda Sumsel menetralisir situasi terutama dengan keluarga korban, masyarakat setempat. Selain itu, tentunya langkah-langkah hukum dalam pemeriksaan pelaku penembakkan.