Kamis 04 May 2017 14:49 WIB

Mendikbud Sesalkan Aksi Konvoi Siswa 'Lulus-lulusan' di Klaten

Polisi mendata siswa SMA yang terjaring razia ketika aksi coret baju dan konvoi kelulusan di halaman Mapolres Trenggalek, Jawa Timur, Senin (18/5).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Polisi mendata siswa SMA yang terjaring razia ketika aksi coret baju dan konvoi kelulusan di halaman Mapolres Trenggalek, Jawa Timur, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy meminta agar kejadian aksi konvoi, perusakan dan penganiayaan siswa di Kabupaten Klaten jangan sampai terulang lagi.

"Saya berkunjung ke Klaten untuk mengecek langsung kejadian apa benar seperti yang diinformasikan di media sosial itu, yang katanya sampai ada korban jiwa," kata Mendikbud disela kunjungannya di SMA Negeri 1 Klaten, Jateng, Kamis (4/5).

Namun, kata Mendikbud setelah berkunjung ke sekolah-sekolah yang siswanya terlibat seperti yang diberitakan media sosial ternyata tidak sebanyak yang dilaporkan itu.

"Kendati demikian, Mendikbud menyesalkan dan ikut prihatin kejadian yang menimpa korban terutama anak siswa SMA Negeri 1 Klaten, ada empat siswa terluka semoga segera pulih terutama mereka ada pengalaman trauma," ujar Mendikbud.

Mendikbud juga mengimbau kejadian tersebut agar tidak terulang kembali, terutama Klaten dan di tempat-tempat lainnya. Mendikbud mengatakan pihaknya setelah melihat di lapangan sendiri berita yang tersebar di media sosial ternyata tidak semuanya benar.

Kejadiannya tidak seseram yang diberitakan, ternyata banyak foto-foto yang dimuat dimedia sosial tidak di Klaten. "Saya sangat menyesalkan mereka-mereka yang melakukan tindakan itu, tidak terpuji membuat masyarakat resah. Apalagi dalam kondisi sekarang ini, kita harus saling bertanggung jawab. Mestinya justru ikut mendinginkan masalah jangan memancing persoalan," tutur Mendikbud.

Mendikbud mengimbau masyarakat atau para pembaca terutama melalui media sosial lebih kritis dan cermat, terutama mereka yang memegang kewenangan mengambil keputusan agar tidak salah menetapkan atau harus mengetahui terlebih dahulu di lapangan untuk bisa mengambil kesimpulan untuk langkah berikutnya.

Selain itu, Mendikbud juga mengimbau seluruh sekolah dimana saja berada terutama kepala sekolah dan para pendidik untuk betul-betul memperhatikan para siswanya terutama yang baru saja menyelesaikan studinya atau lulus sekolah, karena nanti akan ada jedah waktu saat masuk ke sekolah baru merupakan hari-hari yang sangat rawan.

"Para siswa yang sedang eforia kelulusan sekolah supaya guru-guru ikut bertanggung jawab. Jadi jika ada kejadian seperti ini, meski di luar sekolah saya mnta pertanggung jawaban para guru terutama kepala sekolah. Anak-anak dipantau jangan sampai terhanyut eforia yang berlebihan," ujar Mendikbud.

Plt Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan Pemkab Klaten memang merasa kecolongan atas kejadian konvoi para siswa yang sedang eforia atas kelulusannya pada Selasa (2/5). "Saya berharap kejadian itu, ke depan tidak terulang kembali," kata Sri Mulyani.

Kepala Sekolah SMAN 1 Klaten Kawit Sudiyono mengatakan ada empat siswanya kelas 11 semuanya tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera menjadi korban penganiayaan oleh rombongan pelajar SMA dan SMK yang sedang berkonvoi merayakan hari pengumuman kelulusan di depan sekolahnya.

Menurut Kawit para siswanya tersebut sedang jajan di pedagang makanan di warung depan sekolahnya secara tiba-tiba mereka diserang rombongan konvoi itu. Keempat siswa yang korban luka-luka yakni Naufal Fatoni, Cabndra Yuwan, dan Saiful.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement