REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Pemerintah Kolombia meyakini bahwa kelompok pemberontak kedua terbesar di negara itu, yakni Tentara Pembebasan Nasional (ELN) telah melakukan penculikan. Sebanyak delapan orang saat ini diduga tengah menjadi sandera di sebuah wilayah yang terisolasi.
Dalam sebuah laporan, sejumlah pria bersenjata disebut telah membawa para sandera masuk ke kapal. Mereka kemudian dibawa jauh ke wilayah pedalaman hutan Choco, bagian barat dari Kolombia.
Saat ini, operasi penyelamatan para sandera dilakukan oleh pasukan militer Kolombia. Insiden penculikan dilaporkan terjadi pada Ahad (7/5) lalu di sebuah pedesaan wilayah kota Novita.
Korban yang disekap disebut adalah tujuh orang pria dan perempuan. Seluruhnya diketahui adalah para remaja. "Sebanyak 500 tentara kami kerahkan ke wilayah lokasi penculikan dan pasukan yang telah berada di sana yaitu sekitar 6300 personil juga menangani kasus ini," ujar menteri pertahanan Kolombia, Luis Carlos Villegas, dilansir BBC, Selasa (9/5).
Sebelumnya, perundingan damai antara pemerintah dan ELN dilakukan pada Februari lalu. Namun, kesepakatan belum tercapai dan pembicaraan berikutnya dijadwalkan kembali berlangsung di Ekuador pada pekan depan.
ELN disebut kerap melakukan penculikan warga sipil dan meminta tebusan. Pemerintah Kolombia telah meminta kelompok tersebut untuk menghentikan segala bentuk tindakan kriminal, terlebih dengan perundingan damai yang kedua belah pihak akan lakukan.
Negosiator utama perundingan damai Pemerintah Kolombia dan ELN, Juan Cailo Restrepo mengatakan sangat kecewa dengan kembali terjadinya penculikan. Ia menilai tindakan itu akan sangat menghambat proses pembicaraan untuk mengakhiri konflik kedua belah pihak.
ELN menjadi kelompok pemberontak yang lahir pada 1964. Kelompok itu melawan distribus tanah dan kekayaan di Kolombia yang dinilai tidak merata. Para pendiri mengatakan mereka terinspirasi dengan revolusi Kuba yang terjadi pada 1959 lalu.
Sejumlah serangan terhadap pemilih lahan besar dan perusahaan multinasional kerap dilakukan oleh ELN. Mereka juga sering meledakkan jaringan pipa minyak, pemerasan, penculikan, dan perdagangan narkotika demi mendapat keuntungan, serta membiayai berbagai kebutuhan kelompok.