Sabtu 13 May 2017 14:28 WIB

Skandal Rusia, Trump Ingin Membungkam Mantan Direktur FBI?

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
James Comey
Foto: Ruters/Brian Snyder
James Comey

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan mantan direktur FBI James Comey agar tidak berbicara kepada media terkait pembicaraannya berdua. Peringatan ini semakin memperkuat dugaan bahwa Trump sedang berupaya untuk membungkam Comey.

Comey sebelumnya memimpin penyelidikan tentang kemungkinan adanya kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia pada pilpres AS tahun lalu.  Trump memutuskan untuk memecat James Comey dari jabatannya sebagai direktur FBI pada Rabu (10/5).

Keputusan tersebut mendapat banyak kritik dari politikus AS. Sebab Comey dipecat ketika dirinya sedang memimpin penyelidikan tentang kemungkinan adanya kontak atau kerja sama antara tim kampanye Trump dengan Rusia pada pilpres lalu.

Setelah dipecat, Trump diketahui masih memperingatkan Comey agar tidak berbicara kepada media tentang kontak di antara mereka. Sebab bila dia melakukannya, pemerintah AS, kata Trump, dapat memproduksi semacam rekaman percakapan di antara keduanya.

"James Comey lebih baik berharap tidak ada 'rekaman' percakapan kami sebelum dia mulai bocor kepada pers," ujar Trump melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat (12/5).

Kendati demikian ketika diwawancara oleh CNN, Comey mengaku tidak takut oleh peringatan Trump. Ia juga tidak terlalu mengkhawatirkan tentang adanya rekaman apapun yang disinggung oleh sang Presiden.

Terkait hal ini, The New York Times menurunkan sebuah laporan yang menyebut bahwa Trump meminta Comey untuk menjamin kesetiaan kepadanya pada Januari lalu. Tapi permintaan tersebut ditolak olehnya.

Permintaan tersebut dianggap akan merusak posisi FBI sebagai penegak hukum independen. Selanjutnya akan memicu tuduhan bahwa Trump telah melampaui norma jabatannya sebagai Presiden.

Setelah pemecatan Comey, politikus AS masih menyerukan agar penyelidikan mantan direktur FBI terkait kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia itu dilanjutkan oleh tim investigasi independen. Hal ini dilakukan agar publik AS dapat mengetahui apakah dugaan dan tuduhan kepada Trump hanya rumor atau benar adanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement