REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik internal Partai Persatuan Pembangunan masih belum juga berakhir. Setelah dualisme kepemimpinan antara Romarhumuziy dengan Djan Farids, kini muncul Majelis Penyelamat PPP (MP-PPP).
Namun kehadiran MP-PPP tidak mendapat sambutan positif dari kedua kubu. Padahal kehadiran MP-PPP untuk mempersatukan kembali partai berlambang Ka'bah tersebut. Politikus PPP, Mudrik Sangidu, menegaskan pihaknya tidak menghiraukan sambutan dingin kedua kubu terhadap MP-PPP ini.
"Saya tuh di PPP termasuk senior, saya juga pernah membesarakan skala nasional pemilu 1997 dengan mega bintang itu. Saya sangat setuju dengan MP-PPP. Karena buat saya antara Djan Faridz dan Romi itu setali tiga uang, sama saja," tegasnya, Selasa (16/5).
Menurut pendiri Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mega Bintang itu, baik Romi maupun Djan Faridz sudah tidak pantas lagi memimpin partai berazaskan Islam. Maka dari itu dia berharap Musyawarah Ulama yang difasilitasi oleh MP-PPP bisa menghasilkan keputusan untuk memecati kedua pimpinan itu dari PPP.
Bahkan kedua orang tersebut dianggap telah meninggalkan akidah sebagai partai yang berazaskan Islam, tapi secara terang-terangan mendukung orang yang menistakan agama.
Kemudian, Mudrik juga menyatakan kedua pimpinan itu ketakutan saat sejumlah internal partai MP-PPP tersebut. Apalagi dalam waktu dekat akan diselenggarakan Musyawarah Nasional yang mengundang seluruh ulama PPP, baik yang pro Romi maupun Djan Faridz. Karena tidak menurtup kemungkinan hasil dari Musyawarah Nasional Ulama menghasil keputusan agar Romi dan Djan Faridz dipecat dari PPP.
"Kalau dia nekad dia akan ditinggalkan umat," ucapnya.
Selain itu, Mudrik juga pihaknya juga tidak akan menggubris atau menghiraukan anggapan terhadap MP-PPP. Mudrik juga mempersilahkan MP-PPP dianggap ilegal atau disebut tidak ada pada AD/ART partai. Namun anggapan apapun dari kedua kubu tersebut tidak akan membuat MP-PPP goyah, dan terus berjalan sampai PPP benar-benar terselamatkan.
"Mau mengatakan ini tidak legal, terserah. Karena PPP ini dilahirkan oleh ulama dan para ulama akan memecat mereka dua," tegasnya.
Selanjutnya, Mudrik juga tidak percaya apabila Romi maupun Djan Faridz memiliki kedekatan dengan Presiden Indonesia, Joko Widodo. Apalagi setelah Basuki Tjahaja Purna (Ahok) yang didukung juga oleh Romi dan Djan Faridz menelan kekalahan telak pada putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Bahkan dikatakannya, pascakekalahan itu pemerintah hanya akan meihat mereka (Romi dan Djan Faridz) dengan sebelah mata.