REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Senator Negara Bagian Georgia, Michael Williams, mendapat banyak kecaman setelah berfoto dengan aktivis anti-Muslim dari gerakan Three Percenters di Atlanta pada Sabtu (10/6).
Foto itu diambil dalam sebuah unjuk rasa bertajuk National March Against Sharia, yang juga memicu kecaman dari sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) di AS.
Para aktivis anti-Muslim itu terlihat mengenakan pakaian militer dan dipersenjatai dengan senapan. Council on American-Islamic Relations (CAIR), sebuah kelompok hak-hak sipil Muslim, mengatakan keputusan Williams untuk berfoto bersama mereka cukup membingungkan, mengingat dia akan mencalonkan diri sebagai gubernur.
"Situasi ini, terlebih karena Senator Williams akan mencalonkan diri sebagai gubernur, sangat benar-benar tidak masuk akal bagi kami. Dia tampaknya tidak mengerti apa yang sedang diwakili oleh Three Percenters," ujar Direktur Komunikasi CAIR-Georgia, Ruwa Romman, kepada Aljazirah.
Tahun lalu, Three Percenters diketahui telah memimpin sebuah kampanye untuk mencegah pembangunan sebuah masjid di Newton, Georgia. Kelompok tersebut mengklaim, masjid itu sebenarnya adalah tempat pelatihan bagi anggota ISIS.
CAIR-Georgia kemudian mengundang Williams untuk mengunjungi sebuah masjid setempat dan berbicara kepada jemaat.
Ia menjelaskan kepada Williams, saat ini ada lebih dari 100 ribu Muslim yang tinggal di Georgia. "Tidak masuk akal bagi saya, jika Anda mencalonkan diri sebagai gubernur Anda justru mengasingkan satu kelompok orang," kata Romman kepada Williams.
Southern Poverty Law Centre (SPLC), sebuah lembaga yang memantau kelompok-kelompok pembenci, juga menyatakan kekhawatirannya mengenai penggunaan isyarat tangan "OK" di foto William sebagai simbol supremsi kulit putih.
SPLC juga telah menyatakan Three Percenters sebagai sebuah kelompok pembenci. "Bagi gerakan Three Percenters yang anti-pemerintah, isyarat tangan ini melambangkan kepercayaan mereka terhadap klaim yang disengketakan bahwa hanya tiga persen koloni Amerika yang berperang melawan Inggris dalam Revolusi Amerika. Tiga jari yang ditunjukkan mewakili tiga persen ini," ujar SPLC dalam pernyataan resmi.
Unjuk rasa National March Against Sharia yang terjadi di sejumlah kota di AS ini diinisiasi oleh ACT for America, sebuah kelompok akar rumput anti-Muslim terbesar di AS. Menurut keterangan dalam situsnya, ACT for America mengklaim unjuk rasa tersebut dilakukan untuk menentang upaya penerapan hukum syariah, atau hukum Islam, di AS yang dianggap bertentangan dengan hak asasi manusia dan konstitusi negara tersebut.
Namun, jumlah demonstran yang pemrotes aksi unjuk rasa itu lebih banyak dari peserta unjuk rasa itu sendiri. Alia Salem, seorang aktivis peradilan Muslim-Amerika yang bermarkas di Dallas, mengatakan unjuk rasa tersebut terjadi ketika xenophobia anti-Muslim tengah melonjak di AS.