REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bakal segera mengirim tim ke Singapura untuk meminta keterangan Novel Baswedan soal pernyataan dugaan adanya keterlibatan jenderal polisi dalam perkara penyerangan Novel dengan air keras. Polisi ingin memastikan pernyataan tersebut didasari fakta atau tidak.
"Kami akan secepat mungkin kirim tim ke sana (Singapura) untuk menanyakan kepada Novel apakah itu merupakan fakta yang ada buktinya atau isu kecurigaan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam konferensi pers di kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (19/6).
Jika pernyataan Novel kepada media asing asal Amerika Serikat, TIME, itu memang didasari fakta, kepolisian pun akan menindaklanjutinya melalui proses hukum.
Namun, apabila perkataan Novel tersebut tidak berdasar, Tito mengaku amat menyayangkan itu. Sebab, akan berakibat buruk pada citra kepolisian di mata publik. Bahkan, bisa membuat hubungan Polri dan KPK retak.
"Kita tidak ingin isu ini menjadi liar, dan kemudian di dalam institusi kepolisian sendiri saling curiga. Semua anggota ingin institusinya baik. Kalau ada kecurigaan satu sama lain, akan menimbulkan situasi kurang harmonis di kepolisian," ucapnya.
Tito tiba di KPK pada sekitar pukul 13.30 WIB siang, Senin (19/6). Kedatangannya ini untuk membahas kelanjutan pengusutan kasus teror terhadap Novel dengan air keras yang terjadi pada 11 April lalu.
Pertemuan berakhir pada sekitar pukul 16.00 WIB. Hadir bersama Tito, yakni Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono.
Umar Mukhtar