REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pemerintah Singapora bakal mengoperasikan kendaraan tanpa pengemudi, atau biasa dikenal kendaraan otonom, dalam bentuk bus untuk kepentingan transportasi umum. Rencananya, bus otonom itu akan melayani perjalanan warga Singapura pada 2022 mendatang.
Menurut Menteri Transportasi Singapura, Khaw Boon Wan, dalam masa uji coba, bus otonom tersebut akan melayani rute di pinggiran kota Singapura, yang menghubungkan Distrik Punggol, Tengah, dan Jurong Inovation. Tiga wilayah ini dianggap ideal untuk menjadi tempat uji coba penerapan bus otonom tersebut. Pasalnya, rute yang menghubungkan tiga distrik tersebut tidak terlalu ramai dan padat.
Dalam rencana mengimplementasikan proyek ini, Pemerintah Singapura akan meminta masukan dari kalangan industri otomotif dan pusat riset transportasi dari berbagai lembaga pendidikan. Proposal dari pihak industri otomotif sudah dapat diajukan pada Mei 2018 mendatang.
''Kendaraan otonom ini akan meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas transportasi umum kami. Tidak hanya itu, kendaraan otonom ini juga akan meningkatkan aksebilitas dan mobilitas para lansia dan keluarga dengan anak yang masih kecil di Singapura,'' kata Khaw Boon Wan seperti dikutip Daily Mail.
Proyek bus otonom ini, lanjut Khaw Boon Wan, diharapkan bisa membantu mengembangkan distrik-distrik tersebut. Selain itu, proyek ini juga dapat menjadi menjadi pilot project, sebelum akhirnya diterapkan di seluruh wilayah Singapura dan mendukung transportasi umum yang aman dan memiliki kemudahan akses bagi warga Singapura.
Selama ini, ujar Khaw Boon Wan, permasalahan utama di transportasi darat di Singapura adalah keterbatasan lahan dan ketatnya persaingan antara sumber daya manusia. Alhasil, proyek ini diperkirakan bisa mengatasi kendala-kendala tersebut. Tidak berhenti sampai di situ, Singapura pun berharap bisa menjadi pemain kunci dalam sektor pengembangan kendaraan otonom untuk transportasi publik.
Pada 2016, Pemerintah Singapura sempat melakukan uji coba kendaraan otonom di pusat kota. Setidaknya ada 10 perusahaan otomotif, baik lokal maupun dalam negeri, yang telah melakukan uji coba kendaraan otonom tersebut. Termasuk uji coba penggunaan mobil otonom sebagai taksi. Sebagian pelaku industri otomotif yakin, dalam sepuluh tahun mendatang, mobil otonom sudah bisa diterapkan di Singapura.
Sementara salah satu pejabat tinggi di Kementerian Transportasi Singapura, Pang King Keong, memprediksi, pada masa mendatang akan ada pergeseran pola pikir masyarakat terkait penggunaan kendaraan untuk mobilitas mereka. ''Akan ada pergeseran pola pikir yang signifikan. Jika pada saat ini, orang lebih memilih untuk memiliki kendaraan, maka pada masa mendatang, orang akan beralih untuk menggunakan layanan transportasi yang bisa digunakan kapan saja,'' tuturnya.