REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, pihaknya masih menunggu KPK untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di Singapura.
"Sampai hari ini informasi dari KPK untuk keberangkatan ke Singapura belum kami terima dan mungkin dalam beberapa hari ke depan dalam minggu ini kami akan melakukan pembicaraan dengan komisoner KPK untuk membahas langkah-langkah ini baik pemeriksaan untuk mendengar keterangan Novel secara detail di Singapura maupun tim penyeldik dari KPK yang bergabung dengan Polri untuk memverifikasi teknis hal-hal yang sudah dikerjakan oleh polisi," jelasnya di Kantor Presiden Jakarta, Senin (31/7).
Tito menyampaikan hal itu seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menunjukkan sketsa pelaku penyerangan Novel Baswedan yaitu pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut kriting dan badan cukup ramping.
"Maupun untuk melakukan langkah-langkah bersama ke depan dalam rangka mengungkap kasus ini. Jadi namanya tim gabungan Polri-KPK. sehingga informasi yang kita dapatkan informasi yang objektif," katanya,
Menurut Tito, tim KPK-Polri itu adalah tim gabungan yang punya kekuatan hukum yaitu pro justicia dan bukan tim pencari fakta.
"Kalau tim pencari fakta itu kan tidak 'pro justicia', artinya hasilnya tidak dapat hasilnya langsung diajukan sebagai penyidikan untuk barang bukti. Tapi tim investigasi, artinya sudah melakukan investigasi karena kita anggap sudah ada kasus dugaan pidananya sehingga melakukan investigasi untuk menyidik dan kemudian memproses kasus itu untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," ungkap Tito.
Menurut Kapolri, tim gabungan KPK-Polri itu bekerja lebih mendalam dibandingkan tim pencari fakta yang sebelumnya diusulkan oleh Novel. Tito mengungkapkan, selama ini tim Polri sudah bekerja. Namun jika Polri dapat bekerja sama dengan KPK, maka bisa meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan publik.
"Oleh karena itulah kita pikir kenapa tidak digabungkan antara Polri dan KPK supaya bergerak bersama-sama, baiknya kita percaya kedua lembaga ini baik Polri maupun KPK," jelas Tito.