REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Rakhine, wilayah termiskin di Myanmar adalah rumah bagi lebih dari satu juta orang Rohingya. Warga Rohingya telah menghadapi puluhan tahun penganiayaan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, di mana mereka tidak dianggap sebagai warga negara.
Seperti dilansir BBC, Kamis (31/8), telah terjadi gelombang kekerasan mematikan dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan kekerasan saat ini merupakan yang paling signifikan sejak Oktober 2016, ketika sembilan polisi tewas dalam serangan militan Rohingya terhadap pos perbatasan.
Kekerasan tersebut terjadi beberapa hari setelah sebuah komisi internasional yang dipimpin oleh mantan kepala PBB Kofi Annan memperingatkan akan terjadi lebih banyak radikalisasi jika ketegangan etnis Rohingya tidak ditangani dengan baik. Pengungsi Rohingya yang tiba di Bangladesh menuduh militer Myanmar menyerang desa-desa dan membakar rumah-rumah mereka. Dengan akses media ke Rakhine yang sangat terbatas, korban sulit untuk diverifikasi.
Seorang wartawan media internasional mengatakan, ia telah melihat asap tebal yang muncul dari beberapa desa yang terbakar. Pemerintah Myanmar menuduh militan membakar rumah sebelum melarikan diri ke gunung-gunung.