REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai, peluang munculnya tokoh-tokoh baru dalam Pilpres 2019 semakin berat. Salah satunya karena diberlakukannya ambang batas pengajuan Capres (presidential threshold) sebesar 20 persen.
"Ya memang berat karena diberlakukannya presidential threshold 20 persen," ujar Ray kepada Republika.co.id, Kamis (12/10).
Ray melanjutkan, padahal tanpa adanya presidential threshold pun, tokoh baru sulit karena harus bersaing dengan Jokowi dan Prabowo, dua tokoh yang popularitas dan elektabilintanya cenderung stabil. Namun ia menambahkan, meskipun kemungkinan kecil bagi para tokoh baru ini, peluang akan selalu ada.
"Yang utama itu kalau ada kemauan, sebenarnya kan masih ada waktu ya satu tahun ini sebelum Pilpres. Jadi saya pikir ada baiknya mulai serius untuk menaikkan memunculkan nama-nama lain, sehingga tidak hanya berputar pada dua nama itu," ujar Ray.