Senin 16 Oct 2017 10:23 WIB

Kualitas Puskesmas Yogyakarta Mengalami Perkembangan Positif

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek (tengah) mendapat penjelasan dari pegawai puskesmas saat berkunjung di Puskesmas Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (26/10).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek (tengah) mendapat penjelasan dari pegawai puskesmas saat berkunjung di Puskesmas Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak tiga Puskesmas yakni Puskesmas Pakualaman, Ngampilan dan Kraton siap mengikuti akreditasi tahun ini. Ketiganya akan Dinilai oleh tim surveyor akreditasi pusat selama empat hari sejak16 Oktober hingga 19 oktober 2017.

Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, Fita Yulia Kisworini mengatakan, dari 18 puskesmas di Yogyakarta, lima puskesmas sudah terakreditasi pada tahun 2015 dengan satu paripurna. Sementara tahun 2016 ada sembilan puskesmas yang telah terakreditasi dengan satu paripurna.

Sementara itu Ketua Tim Survey Akreditasi Siti Wahyuningsih mengatakan, Puskesmas di Kota Yogyakarta melaju begitu cepat sejak mengikuti akreditasi pada 2015 lalu. "Grafiknya indikator kualitasnya kian meningakat," ujarnya disela-sela pra- opening meeting survey akreditasi puskesmas di Hotel Horison Yogyakarta, Ahad (15/10) malam.

Ia juga mengatakan, akreditasi ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta. Kriteria penilaian akreditasi puskesmas diantaranya standar administrasi dan manajemen yang meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kepemimpinan dan manajemen puskesmas, serta peningkatan mutu puskesmas.

"Selain itu juga ada standar program puskesmas yang harus dipenuhi. Yaitu Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS), Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP), serta Sasaran Kinerja dan MDGs (SKM)," kata dia.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكَارٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًا
Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

(QS. An-Nisa' ayat 43)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement