REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyambangi Gedung KPK Jakarta pada Selasa (31/10). Kedatangannya yang juga bersama beberapa pegiat anti korupsi untuk menemui pimpinan KPK agar segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyerangan kepada Novel Baswedan kepada Presiden Joko Widodo.
"Kami ingin mendorong pimpinan KPK sekarang untuk mengusulkan tim pencari fakta terhadap kasus Novel," kata Samad di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (31/10).
Menurut Samad, menjadi dorongan pembentukan TGPF untuk mengungkap siapa sebenarnya pelaku penyerangan tersebut. "Setelah berlarut-larutnya waktu yang memakan waktu begitu lama, kasus Novel tidak ada penuntasan, dengan kata lain terkatung-terkatung," ujarnya.
Karena, sambung Samad, bila kasus penyerangan ini tak bisa terungkap maka akanmenggangu keberadaan KPK dalam pemberantasn korupsi.
"Jadi ibaratnya kalau KPK lagi mengalami kesakitan, Maka seluruh mantan pimpinan harus merasakan itu dan harus punya sensitivitas untuk tetap mendukung secara penuh KPK," katanya.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.