Jumat 03 Nov 2017 05:55 WIB

Pengungsi Bertahan di Pulau Manus dengan Menggali Sumur

Red: Ani Nursalikah
Seorang pencari suaka yang bertahan di detensi imigrasi Pulau Manus menggali sumur setelah pasokan listrik dan air disetop.
Foto: ABC
Seorang pencari suaka yang bertahan di detensi imigrasi Pulau Manus menggali sumur setelah pasokan listrik dan air disetop.

REPUBLIKA.CO.ID, PULAU MANUS -- Pencari suaka dan pengungsi di detensi imigrasi Pulau Manus, Papua Nugini, pada Rabu (1/11) malam mulai menggali sumur untuk menemukan air. Sebanyak 600 pria terus bertahan dalam detensi tersebut meskipun petugas imigrasi meminta mereka meninggalkan lokasi yang secara resmi telah ditutup tersebut.

Pasokan air, listrik dan makanan ke detensi ini telah dihentikan setelah penutupan resmi dilakukan pada Selasa. Foto-foto yang diambil oleh pengungsi asal Kurdi-Iran sekaligus wartawan Behrouz Boochani menunjukkan sejumlah pria tampak menggali tanah.

Dia menulis di akun Twitternya, "Ini daerah tropis dan mereka pikir akan bisa mendapatkan air tawar".

Dalam pemberitahuan terakhir yang dikirim petugas imigrasi pada Ahad malam, para penghuni diberitahu Angkatan Bersenjata PNG akan mengendalikan lokasi tersebut mulai Rabu. Peringatan itu menyebutkan siapa pun yang memilih bertahan akan terkena pemindahan paksa dari pangkalan militer di sekitar situ.