REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Proses autopsi kedua jenazah pelaku penyerangan Markas Polres Dharmasraya, Sumatra Barat, telah rampung pada Ahad (12/11) malam, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat ini hasil autopsi sudah diserahkan kepada Tim Densus 88 untuk kemudian ditindaklanjuti.
Kepala RS Bhayangkara Kota Padang Kompol dr Tasrif menjelaskan pihaknya tidak berwenang mengungkap hasil autopsi kedua jenazah terduga teroris tersebut. "Silakan konfirmasi lanjut ke Densus 88," ujar Tasrif singkat, Senin (13/11).
Tasrif mengatakan, hingga Senin (13/11) siang belum ada pihak keluarga pelaku penyerangan yang mendatangi RS Bhayangkara untuk menjemput jenazah. Padahal, sebetulnya sampel DNA keluarga pelaku diperlukan untuk memastikan identitas kedua jenazah.
"Tapi belum tahu juga apakah ada keluarga yang sudah kontak Densus 88 atau tidak," ujar Tasrif.
Menurutnya, kedua jenazah pelaku penyerangan yang masih disimpan di RS Bhayangkara Padang merupakan 'barang bukti' yang berada di bawah kewenangan Densus 88. Bila masih belum ada keluarga pelaku yang menjemput jenazah, maka pihak rumah sakit masih harus menyimpan kedua jenazah hingga waktu yang belum ditentukan.
Kabiddokkes Polda Sumbar Kombes Pol Danang Pamudji menambahkan proses identifikasi jenazah baru sampai di tahap 2, yakni pencocokan tubuh dengan barang-barang milik pelaku.
"Untuk tahap selanjutnya, yakni pemeriksaan DNA, kami kirim ke Jakarta dan kami cocokkan hasilnya dengan korban dan keluarga korban," jelas Danang.
Untuk proses antemortem akan dilakukan selanjutnya dengan mencari data-data pelaku sebelum meninggal dunia. Tahap ini akan beriringan dengan proses rekonsiliasi di mana akan dicocokkan data postmortem yang ditemukan pada jenazah pelaku dan dana antemortem pada saat sebelum meninggal.
Proses identifikasi selanjutnya pun sebetulnya bergantung pada ada atau tidaknya keluarga pelaku yang datang melapor. Bila ada pihak keluarga yang mendatangi posko DVI di RS Bhayangkara, baru akan ditanya ciri-ciri pelaku dan identifikasi lainnya yang bisa memastikan identitas.
Meski begitu, kemarin Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal telah mengungkapkan kedua identitas pelaku penyerangan Mapolres Dharmasraya. Identitas keduanya didapat dari KTP-elektronik pelaku.
Namun hal ini memang masih membutuhkan proses panjang untuk memastikan identitas pelaku, termasuk kaitannya dengan jaringan teroris.