Selasa 14 Nov 2017 01:44 WIB

Tekanan Meningkat Bagi Pengungsi yang Bertahan di Manus

Red: Ani Nursalikah
Petugas imigrasi kembali ke pusat penahanan imigrasi Pulau Manus untuk menghacurkan tangki air dan merobohkan tempat penampungan sementara dengan tujuan meningkatkan tekanan pada pengungsi dan pencari suaka yang masih bertahan di fasilitas itu.
Foto: ABC
Petugas imigrasi kembali ke pusat penahanan imigrasi Pulau Manus untuk menghacurkan tangki air dan merobohkan tempat penampungan sementara dengan tujuan meningkatkan tekanan pada pengungsi dan pencari suaka yang masih bertahan di fasilitas itu.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Petugas imigrasi telah kembali ke pusat penahanan Pulau Manus untuk menghancurkan persediaan air dan tempat penampungan darurat. Mereka makin menekan pengungsi dan pencari suaka yang masih bertahan di fasilitas itu untuk pergi.

Desakan terbaru ini dilakukan menjelang dua minggu setelah pusat penahanan itu ditutup secara resmi, dan di saat batas akhir lain untuk meninggalkan fasilitas itu bagi pencari suaka dan pengungsi yang masih tinggal di dalamnya telah berlalu.

"Saran kami kepada mereka adalah akal sehat harus dipakai. Mereka harus meninggalkan pusat penahanan dan pergi ke lokasi di mana ada layanan yang tersedia untuk mereka," kata Komandan Polisi Pulau Manus, David Yapu, Senin (13/11).

Tangki penyimpanan air hujan di Pulau Manus
Air terbuang dari tangki penyimpanan air hujan di Pulau Manus.

Twitter: Samad Abdul