REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyelidiki kebenaran kabar tewasnya Bahrun Naim dalam sebuah pertempuran di Suriah. Kabar tewasnya pentolan ISIS asal Solo itu tersebar di media sosial (Medsos).
"Koordinasi dengan Kemenlu dan semua akses yang ada di Polri," ujar Kabag Penum Polri Kombes Martinus Sitompul, Senin (4/11).
Martinus mengatakan bahwa pihaknya mengetahui kabar kematian Bahrun dari media sosial. Sementara Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasito mengatakan, Polri belum bisa memastikan kebenaran tewasnya Badrun Naim. Ia pun mengaku masih melakukan klarifikasi pada pihak yang berwenang, dalam hal ini Detasemen Khusus 88 Antiteror.
"Masih diklarifikasi ke Densus 88 tapi belum ada informasi balik," kata Setyo.
Bahrun Naim diketahui pernah ditangkap Densus 88 antiteror Polri pada tahun 2010 karena menyimpan senjata api dan amunisi yang disebutnya sebagai titipan dari seorang buron kasus terorisme.
Bahrun Naim juga disebut sebagai dalang aksi teror bom Thamrin, Jakarta Pusat, pada Januari 2016. Bahrun yang kerap disebut sebagai pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini merekrut sejumlah teroris dari Indonesia.
Bahrun juga kerap mengajarkan cara membuat bom melalui grup-grup Telegram internal teroris. Selain itu, Naim sering dikaitkan dengan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso.