Rabu 13 Dec 2017 18:07 WIB

Pemerintah Bangun Jalur Kereta Jakarta-Surabaya Bertahap

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Sejumlah penumpang kereta api Kertajaya bergegas untuk memasuki keretanya dengan tujuan akhir di Surabaya Pasar Turi dari Stasiun Kereta Api Senen Jakarta, Kamis (29/6).
Foto: Republika/Darmawan
Sejumlah penumpang kereta api Kertajaya bergegas untuk memasuki keretanya dengan tujuan akhir di Surabaya Pasar Turi dari Stasiun Kereta Api Senen Jakarta, Kamis (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memutuskan akan membangun jalur baru untuk kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya dengan menggunakan rel sempit atau narrow gauge secara bertahap. Untuk pembangunan tahap pertama rencananya dilakukan untuk jalur Jakarta-Semarang terlebih dahulu.

"Alternatif yang dipilih adalah tetap menggunakan narrow gauge, tapi bertahap yaitu Jakarta-Semarang dulu baru lainnya," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang ditemui di Kantor Wakil Presiden, Rabu (13/12).

Budi mengatakan, opsi narrow gauge dipilih berdasarkan arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam rapat internal, wakil presiden mengininkan agar proyek kereta api semi cepat ini tetap memiliki waktu tempuh dibawah enam jam dengan harga yang lebih murah. Rencananya, ground breaking rel baru Jakarta-Semarang akan dilaksanakan pada awal 2019.

Menurut Budi, jalur narrow gauge dipilih karena memiliki fleksibilitas dan biaya yang terjangkau. Jalur ini rata-rata mampu melajukan kereta pada kecepatan 115 kilometer per jam atau kecepatan maksimum mencapai 160 kilometer per jam.

Waktu tempuh diperkirakan mencapai 6 jam 25 menit. Sebab jalur baru di tahap awal hanya dibangun sampai Semarang terlebih dahulu dan untuk selanjutnya kereta semi cepat menggunakan jalur eksisting menuju Surabaya. Sementara, biaya untuk membangun rel Jakarta-Semarang diperkirakan sekitar Rp 51,3 triliun. "Kami minta itu harganya diturunkan tapi speed ditambah," kata Budi.

Budi mengatakan, pihak Jepang siap mempelajari opsi yang ditawarkan oleh pemerintah tersebut. Diperkirakan pembangunan rel Jakarta-Semarang akan memakan waktu sekitar dua tahun. Feasibility studies kereta semi cepat Jakarta-Surabaya ditargetkan selesai pada April 2018.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, terkait pendanaan pemerintah masih akan melihat angka finalnya terlebih dahulu. Sebab ada kemungkinan menggunakan concessional loan yang berbunga murah dengan tenor sampai 40 tahun.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii mengatakan, proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya merupakan proyek nasional yang sangat penting bagi Indonesia. Apalagi, antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Shinzo Abe telah sepakat bahwa proyek ini dikerjakan bersama oleh kedua negara.

"Kami belum bisa menyampaikan hasil diskusi, dan pihak Jepang bertekad menjalankan proyek penting ini dengan mantap," kata Ishii.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar rapat internal dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Basuki Karya Sumadi, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro pada Rabu. Rapat tersebut turut dihadiri oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii. Rapat digelar sekitar pukul 14.30 WIB dan berlangsung selama hampir dua jam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement