REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, akan terus menelusuri mengapa buku sekolah elektronik (BSE) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD kelas VI yang menulis Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel bisa luput dari editing. Penelusuran dilakukan untuk mengetahui apakah dalam kasus tersebut ada unsur kesengajaan atau tidak.
"Kami akan menelusuri bagaimana dulu ceritanya kok bisa terjadi kesalahan agak fatal, termasuk bagaimana prosesnya. Kemudian siapa yang paling bertanggungjawab. Kita akan lihat kesalahannya dimana dan termasuk ada kesengajaan atau tidak," kata Muhadjir melalui siaran pers kepada Republika.co.id, Rabu (13/12).
Dia menegaskan, pihaknya telah menarik BSE Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD kelas VI yang ada di lama Kemendikbud tersebut. Saat ini, proses revisi tengah dilakukan, dan setelah selesai, hasil revisi BSE IPS akan segera diterbitkan kembali.
"Kami mengambil keputusan dalam rapat bahwa konten yang ada di laman Kemendikbud kita tarik dahulu. Waktu pengoreksian sudah saya minta hari ini. Dalam waktu dekat Puskurbuk akan menerbitkan revisinya," kata Muhadjir.
Muhadjir menyatakan, Kemendikbud juga akan melakukan pembenahan pada proses penerbitan termasuk penyeleksian sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk menjadi tim editing dan tim penilai. Diharapkan, ke depan tim tersebut dapat lebih teliti dan korektif terhadap tim pembuat naskah.
Dia memastikan, kebijakan BSE akan tetap akan digunakan. Karena BSE digunakan dalam rangka memberikan akses lebih luas kepada masyarakat untuk mendapatkan buku murah.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini buku yang telah direvisi sudah bisa di unggah di laman, sehingga bisa dijadikan rujukan untuk sekolah khususnya, juga penerbit," kata Muhadjir. Karena itu, dia pun mengimbau agar penerbit yang melakukan kesalahan yang sama segera menarik buku dan merevisinya.